Find Us On Social Media :

Belajar dari Farah Quinn, Begini Caranya Sang Koki Mendisiplinkan Anaknya yang Tantrum Sampai Melempar Barang

By Ragillita Desyaningrum, Kamis, 18 Maret 2021 | 16:08 WIB

Farah Quinn menerapkan metode time out untuk mendisiplinkan putrinya yang tantrum. Metode ini pun terbukti efektif untuk menciptakan perilaku baik pada anak.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.IDFarah Quinn kerap membagikan momen kesehariannya bersama anak keduanya, Amaira atau akrab dipanggil Yaya, melalui Instagram.

Putrinya yang baru berumur dua tahun itu sering terlihat ikut membantu sang Mama yang merupakan seorang koki sekaligus pembawa acara.

Meski begitu, sama halnya dengan anak kecil pada umumnya, Yaya pernah mengalami tantrum hingga melempar barang-barang di sekitarnya.

Baca Juga: Lucunya Putri Farah Quinn Ucapkan Doa Sebelum Makan Sewaktu Sholat, Warganet Sukses Dibikin Gemas dengan Amaira: Udah Pinter, Cantik, Lucu Lagi

Berdasarkan unggahan di Instagram Story pada Kamis (18/3/2021), Yaya sempat menolak memakan sarapan yang telah dibuatkan oleh Farah.

Bukan hanya menolak, Yaya bahkan sampai marah dan melempar serbet serta alas makan di dekatnya.

Menanggapi emosi sang anak yang sedang meluap-luap, wanita berusia 40 tahun kemudian mendisiplinkan anaknya dengan metode Time Out.

Baca Juga: Tak Hanya Cantik dan Pintar Masak, Farah Quinn Juga Berhati Baik, Begini Keakrabannya dengan sang Manajer

“Saya selalu handle si kecil yang sedang frustrated atau tantrum dengan memberi mereka hukuman time out,” tulis Farah yang dikutip Grid.ID dari Instagram Story @farahquinnofficial.

Dijelaskan oleh wanita berusia 40 tahun ini bahwa time out adalah metode menaruh anak di pojokoan sendirian selama dua menit supaya anak melepaskan semua emosinya.

Durasi dua menit ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya umur sang anak.

Baca Juga: Unggah Potret Kebersamaan Keluarga Kecilnya, Netizen Dibuat Gagal Fokus dengan Paras Putra Farah Quinn: Makin Gede Makin Ganteng

Artinya apabila Yaya berumur tiga tahun maka time out yang diberlakukan oleh Farah adalah 3 menit.

Setelah dua menit berlalu, Farah akan mengajak buah hatinya berbicara untuk menjelaskan masalah yang ditimbulkan si kecil serta menawarkan solusi.

Metode yang diterapkan oleh Farah terbukti ampuh dalam mendisiplinkan Yaya sebab tidak lama setelah itu Yaya meminta maaf berkali-kali.

Baca Juga: Kerap Pakai Baju Kembaran dengan Anak Perempuannya, Tengok 4 Gaya Farah Quinn Saat Tampil Kompak dengan Sang Buah Hati!

Bukan hanya itu, Yaya pun akhirnya mau memakan sarapan yang telah dibuatkan oleh sang Mama.

“Mama, maaf, tadi adek nakal,” ujar Yaya sambil memakan sarapannya.

“Iya, nggak apa-apa, sayang. Lain kali adek nggak boleh nakal lagi, ya?” jawab Farah.

Farah juga tidak lupa untuk menunjukkan rasa sayang dan apresiasi pada Yaya ketika Yaya sudah meminta maaf.

Baca Juga: Simak yuk Tips dari Farah Quinn untuk Bertahan di Masa Pandemi

Melansir Nakita.id, metode time out ini telah terbukti efektif oleh sejumlah studi dalam mengurangi perilaku buruk anak-anak usia 2 hingga 6 tahun.

Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Amerika Serikat (CDC) juga merekomendasikan metode ini sebagai praktik terbaik untuk menciptakan perilaku yang baik pada anak.

Menurut American Academy of Paediatrics (AAP) yang dikutip dari Kompas.com, metode time out dinilai lebih efektif dibandingkan hukuman fisik dalam mendisiplinkan anak.

Baca Juga: Anak Tantrum Berlebih? Kenali 4 Gejala Si Kecil Harus Segera di Bawa ke Dokter

Seperti yang kita ketahui, sejak zaman dahulu hingga sekarang, masih banyak orang tua yang memberlakukan hukuman fisik untuk mendisiplinkan perilaku anak yang buruk.

Hukuman fisik bisa berupa menyakiti fisik anak dengan memukul, menjewer, mencubit, atau menampar, tapi juga termasuk membentak atau meneriaki, mengancam, dan mempermalukan anak.

Bukan hanya dinilai tidak efektif, hukuman fisik juga disebut dapat merusak mental sang anak dan berdampak pada pola pikir, psikososial dan emosionalnya.

"Memukul anak bukanlah bentuk pendisiplinan. Dalam beberapa menit, anak akan kembali pada perilaku lamanya. Hukuman ini tidak mengajarkan anak cara meregulasi diri," kata Robert Sege Ph.D, yang ikut menulis panduan AAP ini.

(*)