Find Us On Social Media :

Dinda Hauw Positif Covid-19 Saat Hamil, Bagaimana Potensi Virus Ini Pada Kehamilan dan Janin?

By Devi Agustiana, Senin, 22 Maret 2021 | 14:01 WIB

Pasangan mudah Rey Mbayang dan Dinda Hauw mengabarkan dirinya positif Covid-19.

Ilmuwan terus mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana virus ini memengaruhi kehamilan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Meminimalisir Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19 pada Lansia? Berikut Saran dari Dokter Penyakit Dalam

Sementara itu, cara terbaik bagi orang hamil untuk melindungi diri dari virus corona adalah dengan mempraktikkan jarak sosial, sebisa mungkin tinggal di rumah, serta mengikuti anjuran CDC untuk mengenakan masker di depan umum (carilah masker dengan setidaknya tiga lapis kain).

Sekalipun tidak ada wabah Covid-19 yang aktif di daerah tepat tinggal, kita  harus berasumsi bahwa virus corona masih beredar.

Diperlukan waktu berhari-hari untuk mendapatkan kembali hasil tes dan penelitian menunjukkan bahwa orang dapat menyebarkan virus bahkan sebelum mereka mengalami gejala.

Baca Juga: Anak Kembar Syahnaz Sempat Positif Covid-19 hingga Adik Raffi Ahmad Panik Sampai Nangis, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Ketika Buah Hati Terinfeksi Virus Corona

Memang, penelitian masih diperlukan tentang bagaimana tertular Covid-19 selama kehamilan dapat memengaruhi bayi yang belum lahir, tetapi satu penelitian kecil yang diterbitkan pada Desember 2020 menjelaskan beberapa wawasan.

Peneliti mengamati wanita yang dites positif virus corona pada trimester ketiga dan tidak menemukan tanda-tanda virus dalam darah ibu atau tali pusar atau di plasenta, serta tidak ada bukti penularan virus ke bayi baru lahir.

Para peneliti juga menemukan bahwa ibu yang terinfeksi memang menularkan antibodi ke bayi mereka, walaupun pada tingkat yang lebih rendah.

Baca Juga: Wamenkes Umumkan Temuan Mutasi Virus Corona B117 dari Inggris yang Masuk ke Indonesia, Berikut Deretan Faktanya yang Perlu Kamu Ketahui

Meskipun jarang, ada kemungkinan bayi baru lahir tertular Covid-19 dari ibu atau pengasuh lain.

Bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit parah daripada anak yang lebih besar, karena saluran udara mereka yang lebih kecil dan sistem kekebalan yang belum matang.

Itulah yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah pernapasan dari semua infeksi saluran pernapasan.

(*)