Find Us On Social Media :

Dinda Hauw Positif Covid-19 Saat Hamil, Bagaimana Potensi Virus Ini Pada Kehamilan dan Janin?

By Devi Agustiana, Senin, 22 Maret 2021 | 14:01 WIB

Pasangan mudah Rey Mbayang dan Dinda Hauw mengabarkan dirinya positif Covid-19.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Pasangan Dinda Hauw dan Rey Mbayang sedang menantikan kelahiran anak pertamanya.

Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, keduanya justru positif Covid-19.

Melalui unggahan Instagram-nya, Rey Mbayang menjelaskan bahwa ia dan sang istri positif Covid-19.

Baca Juga: Hamil Anak Pertama, Dinda Hauw Ngaku Jadi Lebih Sering Ngambek, Rey Mbayang: Itu Gak Marah, Itu Namanya Sayang

Pasangan yang menikah pada 10 Juli 2020 itu pun tak lupa meminta doa agar segera sembuh.

“Aku dinda positif Covid-19.

Setelah ngelewatin beberapa kondisi dimana kita berdua tetap negative walaupun beberapa kali 1 rombongan sama pasien positif, akhirnya tiba juga waktunya.

Doaikan kita ya (emotikon hati),” tulis Rey Mbayan dalam unggahan yang Grid.ID kutip Senin (22/3/2021).

Tak sedikit netizen yang memberikan doa kesembuhan bagi keduanya, apalagi mengingat kondisi Dinda Hauw yang saat ini tengah mengandung.

Lantas, bagaimana potensi Covid-19 bagi ibu hamil?

Baca Juga: Bongkar Malam Pertama, Rey Mbayang Sebut Dinda Hauw Risih Melihat Pakaian Dalam Miliknya: Tiba-tiba Ada Petir Terus Khilaf

Melansir laman What to Expect, virus Covid-19 biasanya menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui tetesan pernapasan yang terbawa ke udara melalui batuk atau bersin.

Menyentuh atau berjabat tangan, menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan juga dapat menyebarkan virus.

Akan tetapi, Centers for Disease Control (CDC) mengatakan ini bukan cara utama penyebaran virus.

Baca Juga: Ahli Sarankan Minum Teh Hijau Usai Vaksinasi Covid-19, Simak Baik-baik Alasannya!

Beberapa orang dengan Covid-19 hanya menderita penyakit ringan, sementara yang lain sakit parah.

Bahkan, ada yang lainnya tidak menunjukkan gejala apapun, meski masih bisa menyebarkan virus.

Begitupun dengan wanita hamil.

Baca Juga: Ahli Beberkan 8 Fakta yang Terjadi Pada Tubuh Usai Vaksinasi Covid-19, Nomor 5 Paling Penting!

Sistem kekebalan berubah selama kehamilan, dan dari waktu ke waktu para ahli telah mengetahui bahwa perubahan itu membuat peningkatan risiko komplikasi dari Covid-19.

“Berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, orang hamil berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19 dibandingkan dengan orang yang tidak hamil."

"Selain itu, orang hamil dengan COVID-19 mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami hasil buruk lainnya, seperti kelahiran premature,” kata CDC.

Ilmuwan terus mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana virus ini memengaruhi kehamilan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Meminimalisir Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19 pada Lansia? Berikut Saran dari Dokter Penyakit Dalam

Sementara itu, cara terbaik bagi orang hamil untuk melindungi diri dari virus corona adalah dengan mempraktikkan jarak sosial, sebisa mungkin tinggal di rumah, serta mengikuti anjuran CDC untuk mengenakan masker di depan umum (carilah masker dengan setidaknya tiga lapis kain).

Sekalipun tidak ada wabah Covid-19 yang aktif di daerah tepat tinggal, kita  harus berasumsi bahwa virus corona masih beredar.

Diperlukan waktu berhari-hari untuk mendapatkan kembali hasil tes dan penelitian menunjukkan bahwa orang dapat menyebarkan virus bahkan sebelum mereka mengalami gejala.

Baca Juga: Anak Kembar Syahnaz Sempat Positif Covid-19 hingga Adik Raffi Ahmad Panik Sampai Nangis, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Ketika Buah Hati Terinfeksi Virus Corona

Memang, penelitian masih diperlukan tentang bagaimana tertular Covid-19 selama kehamilan dapat memengaruhi bayi yang belum lahir, tetapi satu penelitian kecil yang diterbitkan pada Desember 2020 menjelaskan beberapa wawasan.

Peneliti mengamati wanita yang dites positif virus corona pada trimester ketiga dan tidak menemukan tanda-tanda virus dalam darah ibu atau tali pusar atau di plasenta, serta tidak ada bukti penularan virus ke bayi baru lahir.

Para peneliti juga menemukan bahwa ibu yang terinfeksi memang menularkan antibodi ke bayi mereka, walaupun pada tingkat yang lebih rendah.

Baca Juga: Wamenkes Umumkan Temuan Mutasi Virus Corona B117 dari Inggris yang Masuk ke Indonesia, Berikut Deretan Faktanya yang Perlu Kamu Ketahui

Meskipun jarang, ada kemungkinan bayi baru lahir tertular Covid-19 dari ibu atau pengasuh lain.

Bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit parah daripada anak yang lebih besar, karena saluran udara mereka yang lebih kecil dan sistem kekebalan yang belum matang.

Itulah yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah pernapasan dari semua infeksi saluran pernapasan.

(*)