Find Us On Social Media :

Satu Kasus Mutasi Virus Corona E484K Ditemukan di Jakarta, Lebih Cepat Menular dan Diduga Dapat Memengaruhi Vaksin

By Ragillita Desyaningrum, Selasa, 6 April 2021 | 20:35 WIB

Mutasi virus corona E484K ditemukan di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Virus ini disebut lebih mudah menular dan dapat memengaruhi efikasi vaksin.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Setelah mengumumkan masuknya varian baru mutasi virus Corona B117 pada 1 Maret 2021, kini muncul kabar adanya varian mutasi virus Corona lainnya yaitu E484K.

Bahkan, melansir Kompas.com, mutasi virus Corona E484K sudah terdeteksi di Indonesia sejak bulan Februari 2021 di Jakarta saat pemeriksaan oleh Lembaga Eijkman

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Kompas.com pada Senin (5/4/2021).

"Satu kasus itu di DKI Jakarta" kata Nadia pada Kompas.com.

Baca Juga: Wamenkes Umumkan Temuan Mutasi Virus Corona B117 dari Inggris yang Masuk ke Indonesia, Berikut Deretan Faktanya yang Perlu Kamu Ketahui

"Spesimen (diperiksa) bulan Februari oleh Lembaga Eijkman, dan sudah sembuh ini dari Februari," lanjut Nadia.

Menurut Nadia, mutasi virus Corona ini terjadi pada berbagai varian virus Corona yaitu B.1.1.7 asal Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, dan P1 asal Brazil.

"Ini adalah satu mutasi protein yang disebut E484K, mutasi ini salah satu yang terjadi pada varian B.1.1.7 dan B1351 atau P1 ya,"

Baca Juga: Cara Membedakan Masker Medis Asli dan Abal-abal, Jangan Tergiur Harga Murah!

Meski begitu, Nadia belum bisa memastikan apakah mutasi virus Corona E484K ini dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri atau tidak.

Yang mengkhawatirkan dari mutasi virus Corona E484K disebut dapat memengaruhi efikasi vaksin.

"Hipotesis dari sejumlah ilmuwan dunia, mutasi E484K yang terjadi secara terpisah di sejumlah negara merupakan evolutif SARS-CoV-2 dalam setahun terakhir. Mutasi ini menjadi perhatian karena sejumlah penelitian menunjukkan E484K menurunkan kemampuan antibodi terhadap virus ini,"

Demikian yang dikatakan Riza Arief Putranto, peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatic dan anggota konsorsium Covid-19 Genomics UK pada Senin (29/3/2021) dilansir Kompas.id via Kompas.com.

Baca Juga: Apakah Orang yang Terinfeksi Covid-19 saat Bulan Ramadhan Tetap Diperbolehkan untuk Berpuasa? Ini Jawaban WHO dan MUI

Namun, Nadia menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih dinilai efektif untuk membangun antibodi.

"Dari dugaan dapat memengaruhi efikasi vaksin, tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini," ujarnya.

Bukan hanya itu, mengutip Tribunnews.com, mutasi virus Corona E484K ini juga disebut lebih mudah menular.

"Mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afsel atau Brazil," kata Wiku dalam Konferensi Pers virtual pada Senin (5/4/2021) yang dikutip dari Tribunnews.com.

Baca Juga: Masih Ragu Vaksin? Kementerian Kesehatan Terbitkan Booklet Digital yang Mengupas Tuntas Tentang Vaksin Covid-19, Unduh di Sini!

Bahkan di Tokyo, Jepang, varian mutasi virus ini dilaporkan banyak menginfeksi pasien Covid-19 selama dua bulan terakhir.

Dengan adanya mutasi virus E484K ini, masyarakat pun diharapkan untuk tidak lelah dalam menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas demi mencegah penularan.

"Segera vaksin sesuai waktunya dan prokes dan batasi mobilitas dan segera kenali deteksi dini dan obati segera kalau kita ada gejala Covid-19," pungkas Nadia.

 

(*)