Find Us On Social Media :

Konflik Israel-Palestina Semakin Memanas di Tepi Barat, PBB Sampaikan Serangan Tentara Israel Makin Brutal dan Mengakibatkan 10.000 Warga Harus Meninggalkan Gaza

By Novia, Sabtu, 15 Mei 2021 | 10:09 WIB

Serangan jet-jet tempur Israel yang menghancurkan kantor pusat Bank al-Intaj di Gaza, yang berdekatan dengan RS Al-Shefa.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri A

Grid.ID - Sejak beberapa hari terakhir, konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas.

Seperti yang diketahui, pemicu konflik 2 negara tersebut adalah upaya Israel menggusur paksa warga Palestina dari kediamannya.

Alhasil, saat ini Israel tengah mengusik kembali warga Palestina yang bermukim di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.

Dikutip dari Kompas.com pada Jumat (14/5/2021) kemarin, tak sedikit warga Palestina telah menjadi korban dalam perang tersebut.

Saat ini, empat warga kembali dinyatakan tewas akibat tertembak, termasuk satu orang yang berusaha menikam tentara Israel.

Tak sampai di situ saja, bentrok Israel-Palestina yang kembali memanas di Tepi Barat juga mengakibatkan 100 warga mengalami luka-luka.

Kabarnya, kerusuhan di Tepi Barat terjadi setelah Israel menanggapi serangan bersenjata di Gaza.

Baca Juga: Kecam Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa di Penghujung Ramadhan 2021, Mulan Jameela Ngaku Sesak Napas Lihat Nasib Pilu Umat Muslim di Palestina: Campur Baur Rasanya

Masih dilansir dari Kompas.com, bentrok yang terjadi di Tepi Barat telah berlangsung sejak Senin (10/5/2021) lalu.

Di mana Hamas yang menguasai wilayah Tepi Barat telah menembakkan roket-roket ke arah Yerusalem.

Selain itu, dikutip Grid.ID dari Tribunews.com pada Sabtu (15/5/2021), kini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melaporkan dan memperkirakan sebanyak 10.000 warga telah meninggalkan rumahnya di Gaza.

Mengingat serangan Israel yang semakin brutal, kini sebagian besar warga mau tak mau harus pergi dan mengungsi.

"Mereka berlindung di sekolah, masjid, dan tempat lain selama pandemi COVID-19 global dengan akses terbatas ke air, makanan, kebersihan, dan layanan kesehatan," sebut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan resminya yang dikutip oleh Anadolu Agency.

Sayangnya, rumah sakit dan akses pelayanan air di sanitasi hanya bergantung pada listrik.

Padahal, bahan bakar listrik di sana dikabarkan akan habis pada Minggu besok.

Baca Juga: Palestina Tengah Berduka, Melly Goeslaw Pertanyakan Nasib Anak-anak Kecil di Jalur Gaza yang Pernah Disambanginya: Masih Hidupkah?

Dengan demikian, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan otoritas Israel dan kelompok-kelompok Palestina harus segera mengizinkan PBB dan mitra kemanusiaannya untuk membawa bahan bakar, makanan, dan persediaan medis dan untuk mengerahkan personel kemanusiaan.

"Semua pihak harus selalu mematuhi hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini ada 122 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita telah tewas, sementara 900 warga lain mengalami luka akibat serangan brutal Israel yang berlangsung di Gaza.

(*)