Laporan Wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Bencana alam yang memporak porandakan Kota Palu beberapa tahun silam menyisakan kisah tak terlupakan untuk sang mantan Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu.
Bertugas sebagai abdi negara untuk pertama kalinya, Pasha Ungu justru diuji dengan begitu banyak cobaan yang bertubi-tubi.
Mulai dari gempa, tsunami hingga likuifaksi harus dihadapi oleh pemerintahan Pasha Ungu saat itu.
Siapa yang tak kaget, Pasha yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan soal bencana mengaku sempat syok dan kebingungan harus berbuat apa.
Terlebih lagi kepemimpinannya tak membuat anggaran khusus untuk dana pemulihan bencana.
"Bayangin aja di waktu yang sama dengan 3 bentuk bencana, yang hampir dikatakan belum pernah terjadi di era-era sebelumnya."
"Dengan sumber daya dan duit yang dikatakan hampir tidak ada karena memang gak dianggarkan juga, ya (pas kejadian) gagu dulu," ucap Pasha, dikutip dari Youtube NGOBROL ASIX, Kamis (19/8/2021).
Pikiran Pasha semakin terbebani saat rumah tangganya yang sebelumnya adem ayem bareng sang mantan pramugari, Adelia Wilhelmina justru harus diuji.
Ya, Pasha membeberkan kebohongan sang istri saat Palu tak henti-hentinya diguncang bencana.
Meski dibohongi, Pasha merasa sangat salut dengan istrinya karena tetap setia mendampingi meski memiliki kesempatan besar untuk meninggalkan kota Palu saat itu.
"Ini hebatnya istriku, dia gak mau pulang, aku bilang pulang, kebetulan ada pesawat hercules karena yang bisa mendarat kan itu, bandara lumpuh."
"Dia bilang 'Gak aku gak mau pulang, mau di sini aja nemenin kamu' gitu," sambung pasha.
Adelia yang sudah diberikan fasilitas untuk pergi ke ibu kota, justru menolaknya dan tetap ingin mendampingi Pasha.
Ia memilih untuk tak menaiki pesawat yang sudah disiapkan di landasan pacu demi sang suami.
"Itu saya dibohongi sebenarnya, karena kan anak-anak disini (Jakarta) saya suruh pulang dia (Adelia) tapi dia gak naik pesawat, loh saya kaget kan kok gak naik pesawat, ini kan penumpang terbatas, gitu," ungkapnya.
Meski masa jabatannya sudah berakhir, pasha mengaku tak akan dapat melupakan momen tersebut selama-lamanya.
"Pengalaman saya jadi kepala daerah menurut saya agak komplit, tidak bermaksud melebihkan diri, kenapa? karena tidak semua kepala daerah diuji dengan itu," tambahnya.
(*)