Find Us On Social Media :

Vaksinasi Covid-19 Tembus 100 Juta Suntikan, Indonesia Berada di Peringkat ke-7 Dunia

By Yussy Maulia, Jumat, 3 September 2021 | 12:23 WIB

Konferensi Pers Media Center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (1/9/2021).

Tak hanya itu, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) nasional juga terus menurun hingga sekitar 24 persen.

Namun, Nadia menegaskan, pemerintah akan terus memperkuat pelaksanaan testing Covid-19 sebagai upaya deteksi dini penyebaran virus. 

“Melalui segala upaya untuk terus meningkatkan testing, Indonesia berhasil mencapai testing rate 2,87 per 1.000 penduduk per minggu. Hampir 3 kali lipat dari standar WHO,” ujar Nadia.

Baca Juga: September Ceria! Berikut 5 Drama Korea Terbaru yang Akan Tayang Bulan Ini, Hindari Nonton di Drakorindo, ya!

Jangan abai protokol kesehatan

Di tengah beragam upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, masyarakat pun diimbau untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, efektivitas vaksin yang telah diterima masyarakat juga bergantung pada kedisplinan terhadap prokes untuk mencegah penularan virus corona.

“Seperti diutarakan oleh Bapak Menteri Kesehatan, penerapan protokol kesehatan dengan dukungan teknologi akan menjadi salah satu kunci penanganan pandemi,” kata dr Reisa yang juga menjabat sebagai Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut.

Saat ini, pemerintah tengah mendorong penggunaan aplikasi PeduliLindungi di berbagai ruang dan fasilitas publik, seperti pusat perbelanjaan, sarana transportasi umum, dan tempat wisata.

Selain itu, pemerintah juga akan mengarahkan pembentukan Satgas Prokes di beberapa fasilitas publik untuk membantu proses adaptasi masyarakat pada saat beraktivitas.

Adapun beberapa tempat yang akan disediakan Satgas Prokes adalah pusat perbelanjaan, tempat olahraga, pelayanan kesehatan, transportasi, lingkungan sekolah, hingga tempat ibadah.

"Pandemi tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Karena itu, setiap individu harus siap melakukan perubahan perilaku untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai kebiasaan sehari-hari," kata dr Reisa.