Find Us On Social Media :

Rumaket, Mengeksplor Energi Wayang dan Batik untuk Bangkit

By Hery Prasetyo, Selasa, 28 September 2021 | 06:43 WIB

Menanti Cinta Sinta di Paduraksa, karya Fauzie Helmy yang dipamerkan di Rumaket, Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, 25-27 September 2021.

"Misalkan, jika kita melihat Jembatan Kewek seperti sedia kala, akan terasa seperti biasa. Tapi ketika kita gabung dengan wayang, menjadi membangkitkan imajinasi dan melahirkan nuansa berbeda," tambahnya.

Risman Marah yang asli Padang, juga merasa tertantang mengeksplorasi wayang dalam fotografi.

Lama tinggal di Yogyakarta, ia mengaku semakin mengerti dan mencintai wayang.

"Tak terbantahkan, wayang merupakan warisan budaya yang adiluhung. Semua aspek seni terkandung di dalamnya, baik seni suara, lukis, tatah, tari, teater dan sebagainya."

"Apalagi, di dalamnya terkandung filosifi tinggi. Sehingga, wayang akan semakin memberi inspirasi kebudayaan dan kreativitas," jelasnya.

Sementara Fauzie Helmy mengatakan, sejak UNESCO menetapkan wayang sebagai masterpiece warisan budaya dunia pada 2003, ia berharap wayang terus lestari dan menginspirasi dengan berbagai bentuk dan dinamisasinya.

Sehingga, mulai 2013, ia suka memotret wayang, bahkan memamerkannya di berbagai negara, diawali di Koppenhagen, Denmark.

"Karena sebagai masterpiece warisan budaya, wayang harus terus hidup dan menghidupkan. Sehingga, anak-anak muda pun seharisnya tetap peduli dan mempelajarinya, kemudian menjadikannya sebagai inpsirasi untuk berkarya," jelasnya.

"Wayang tak harus dipertunjukkan dalam sebuah pagelaran, tapi juga bisa dikemas dalam berbagai media. Selain fotografi, juga bisa diekspresikan dalam bentuk karya yang lain. Sehingga, wayang akan semakin dinamis, lestari dan menginspirasi," tambahnya.

Untuk lebih dinamis dan akurat, ketiga fotografer ini bekerja sama dengan 3 dalang muda dalam mengeksplorasi wayang.

Mereka adalah Faisal Noor Singgih, Fani Rickyansyah, dan Bayu AJi Nugraha.

Walikota Yogyakarta, H Haryadi Suyuti mengatakan, Rumaket sebagai strategi komunikasi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menciptakan nilai, meningkatkan daya saing, dan memberikan efek yang baik bagi pengakuan dunia terhadap upaya pelestarian batik dan wayang.

"Melalui ini diharapkan memberikan energi positif bagi pelaku seni dan budaya serta masyarakat untuk men jaga kelestarian warisan budaya," jelasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota, Yetti Martanti menambahkan, Ruaket diharapkan merangsang dinamika seni dan budaya agar semakin maju dan menjadi energi kebangkitan dan daya saing kebudayaan serta kehidupan.

"Ini sebagai pemantik dan diharapkan rangsangan ini berefek dan meluas. Tentu akan diikuti berbagai kegiatan lanjutan dan diharapkan setiap tahun Rumaket akan terus digelar, katanya.