Find Us On Social Media :

Memaknai Hari Cuci Tangan Sedunia, Dari Hal Sederhana Bisa Memberi Dampak Besar

By Yussy Maulia, Selasa, 19 Oktober 2021 | 15:05 WIB

Keterangan Pers yang digelar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) di Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Jumat (14/10/2021).

“Kementerian Kesehatan menyerukan agar semua orang, di manapun, harus melakukan praktik CTPS. Mari tingkatkan praktik cuci tangan kita sampai dengan 100 persen, karena ini adalah cara termudah, termurah, dan tercepat membunuh virus dan kuman lainnya di tangan kita,” ujar Reisa.

Pentingnya tingkatkan fasilitas cuci tangan

Meski praktik cuci tangan menjadi salah satu hal esensial yang harus diterapkan setiap warga Indonesia, kenyataannya tidak semua rumah atau tempat umum memiliki fasilitas cuci tangan.

Baca Juga: Kegiatan di Tempat Umum Sudah Mulai Dibuka, Ini yang Perlu Diperhatikan Masyarakat

Menurut data BPS pada 2020, 1 dari 4 warga Indonesia tidak memiliki fasilitas cuci tangan di rumah.

Meski begitu, Reisa berharap pandemi dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyediakan fasilitas cuci tangan yang layak.

Selain itu, Reisa mengumumkan, pemerintah bersama sejumlah mitra swasta akan menyediakan fasilitas cuci tangan di 15.000 sekolah yang meliputi SD, SMP, dan Madrasah di seluruh Indonesia.

Setiap sekolah akan dipastikan memiliki akses ke air bersih, sanitasi baik, dan kebersihan lingkungan yang terjaga. Selain itu, setiap sekolah akan menerima perlengkapan cuci tangan yang meliputi sabun batang dan cair, cairan pembersih tangan, dan cairan disinfektan.

Baca Juga: Indonesia Perlahan Pulih dari Pandemi, Masyarakat Harus Bekerja Sama Hadapi Masa Transisi Kegiatan

Ketersediaan sarana cuci tangan, sanitasi air, dan kebersihan lingkungan pun akan menjadi salah satu syarat yang wajib dipenuhi oleh pihak sekolah sebelum melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Sekolah yang aman Covid-19, termasuk dengan tersedianya fasilitas cuci tangan pakai sabun, hanya akan menambah kepercayaan diri orang tua untuk mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah,” tutur Reisa.

Bahkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan UNICEF pada 10-14 September 2021, sebagian besar orang tua percaya bahwa sekolah sudah cukup siap untuk melakukan PTM.

Untuk diketahui, survei itu dilakukan pada 1.200 orangtua dan wali murid yang mencakup anak prasekolah, taman kanak-kanak (TK), SD, SMP, dan SMA di seluruh wilayah Indonesia. 

Survei itu juga menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua akan mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah.

Reisa pun menekankan, guna menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak, pihak sekolah diharapkan dapat terus menekankan penggunaan masker, menyediakan saluran udara memadai di ruang kelas, sistem kehadiran 50 persen, dan menyediakan tempat cuci tangan yang memadai.

“Mari kita bertindak bersama untuk membuat cuci tangan pakai sabun dilakukan oleh semua. Untuk masa depan kita, anak-anak kita, dan Indonesia yang jauh lebih sehat,” kata Reisa.