Find Us On Social Media :

Ketika Anak Indonesia Lebih Mengenal Superheroes Rekayasa Industri Dibanding Pahlawan Bangsa Sendiri

By Dianita Anggraeni, Senin, 8 November 2021 | 07:53 WIB

ilustrasi jadi superhero

Kasandra Putranto, Psikolog kondang yang dihubungi via online mengatakan, “Sebaiknya anak-anak jaman sekarang diingatkan kembali betapa pentingnya mendalami dan mengingat sejarah bangsa Indonesia. Namun karena sekarang sudah memasuki era digital, anak-anak akan lebih tertarik dengan media dan teknologi informasi."

"Oleh karena itu, tenaga pendidik bisa mencoba mencari cara untuk menyampaikan pelajaran sejarah dengan melibatkan teknologi informasi yang menarik seperti video atau dokumenter di situs online, animasi, seni, dan lain-lain.”

Baca Juga: Iis Dahlia Curhat Memelas Kerap Dapat Komentar Jahat sampai Alami Hal Ini, Ayu Ting Ting Auto Ngaku Lebih Berpengalaman Dirujak Netizen: Lu mah Cuma Segitu, Gak Ada Sekelingking!

Selain itu, orang tua juga hendaknya membiasakan anak-anak untuk kenal dengan sejarah bangsa sejak kecil dengan cara mengajak mereka berkunjung ke museum dan situs bersejarah.

Tentu saja, fenomena yang terjadi ini sama sekali bukanlah kesalahan anak-anak semata.

Mereka ibaratnya, seperti kanvas putih, yang bertanggung jawab adalah kita semua, sebagai orang tua, untuk melukiskan warna yang tepat pada kanvas tersebut.

Dalam skala yang luas, pengaruh-pengaruh dan paparan tersebut datang dari perusahaan-perusahaan besar, yang seharusnya bisa ambil bagian dalam mengintervensi hal ini.

Baca Juga: Keinginannya untuk Sehidup Semati dengan Vanessa Angel Benar-benar Terjadi, Inilah Arti Nama Bibi Ardiansyah, Ternyata Memiliki Makna yang Begitu Dalam

Sebagai perusahaan, mereka bisa ikut andil dalam memberikan dan mengusahakan agar generasi muda bisa lebih mengenal para pahlawan dari negara mereka berasal, serta menumbuhkan kembali kecintaan anak muda kepada para pahlawan dan sejarah bangsanya.

Misalnya saja dengan melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) bagi anak-anak dalam bentuk yang lebih fun dengan melibatkan tokoh-tokoh pahlawan lokal atau menggunakan budaya lokal.

Selain itu, perusahaan-perusahaan media, games, dan perfilman Indonesia mungkin juga bisa lebih memperbanyak pembuatan film atau games yang mencantumkan budaya lokal dan tokoh-tokoh pahlawan Indonesia.

Semoganya, hal ini dapat memberikan dampak yang positif, dengan harapan anak-anak tersebut bisa mengenang dan mencontoh semangat kebangsaan yang ada di diri para pahlawan nasional.

Selamat Hari Pahlawan!

(*)