Find Us On Social Media :

Orang Tua yang Kurang Berhubungan Intim Ternyata Bisa Sebabkan Anak Menderita Penyakit Mental, Ini Kata Peneliti!

By None, Selasa, 23 November 2021 | 14:14 WIB

ilustrasi pasangan

Grid.ID - Hubungan intim ternyata bukan cuma berpengaruh pada koneksi antara suami dan istri.

Fakta penelitian mengungkapkan bila hubungan intim orang tua ternyata berpengaruh akan perkembangan kesehatan mental anak.

Ternyata orang tua yang sedikit melakukan aktivitas seksual bisa membuat bayi berisiko terkena gangguan mental skizofrenia.

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan parah yang menyebabkan halusinasi, delusi, pemikiran yang tidak teratur, suasana hati negatif, dan gangguan kognitif.

Penderita skizofrenia akut akan sulit membedakan mana kenyataan dan khayalan.

Alhasil penderita gangguan mental ini bisa membahayakan orang di sekitarnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak gen berkontribusi terhadap perkembangannya.

Faktor lingkungan, seperti paparan virus, kekurangan gizi dan masalah selama kelahiran, juga dicatat.

Baca Juga: Diam-diam Maia Estianty Idap Gangguan Mental, Mantan Istri Ahmad Dhani Sampai Jalani Terapi ke Psikolog, Ternyata 5 Hal Ini yang Perlu Dipersiapkan!

Sebuah penelitian baru telah menemukan hubungan antara aktivitas seksual orangtua dan perkembangan skizofrenia pada anak-anak.

Para peneliti mengatakan bahwa kontak seksual orangtua yang singkat antara pasangan sebelum kehamilan membuat bayi berisiko terkena gangguan mental di masa depan.

Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Schizophrenia Research, mendukung penelitian sebelumnya yang menyarankan komplikasi kehamilan, yang disebut preeklampsia, berkontribusi pada pengembangan skizofrenia.

Ini juga mendukung penelitian lain yang menunjukkan periode lamanya paparan sperma sebelum kehamilan meningkatkan perlindungan wanita terhadap peeklampsia.

“Hasil kami menyimpulkan bahwa keturunan yang lahir dari pasangan yang menikah kurang dari tiga tahun, di semua usia ayah, memiliki risiko kecil alami skizofrenia, yang tidak tergantung pada gangguan kejiwaan orangtua dan usia ayah,” jelas Dolores Malaspina.

Dolores merupakan penulis penelitian dan profesor psikiatri, genetika dan ilmu genomik dan ilmu saraf di Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai.

Untuk penelitian tersebut, Malaspina dan timnya menganalisis risiko skizofrenia pada lebih dari 90.000 bayi.

Mereka menemukan bahwa bayi memiliki risiko 50 persen lebih tinggi ketika lahir dari orangtua yang menikah kurang dari dua tahun dan pada jenis kelamin yang lebih sedikit.

Baca Juga: Sudah Punya Suami, Baby Sitter ini Nekat Merayu Bocah 13 Tahun untuk Jalani Hubungan Gelap Sampai Hamil

Mereka yang lahir empat tahun setelah pernikahan orangtua mereka memiliki risiko skizofrenia 30 persen lebih tinggi.

Tetapi bayi dengan orangtua yang menikah selama lima tahun menunjukkan risiko 14 persen lebih rendah terkena gangguan mental.

“Temuan ini tepat waktu mengingat penemuan baru-baru ini menyatakan bahwa beberapa gen yang terlibat dalam skizofrenia adalah gen plasenta dengan ekspresi diferensial dari kesulitan prenatal seperti preeklampsia dan hipertensi,” kata Malaspina, seperti dilansir dari medical daily.

"Data menunjukkan bahwa aktivasi kekebalan prenatal dari preeklampsia dapat menghasilkan kerentanan inflamasi yang bertahan lama untuk ibu dan janin, meningkatkan kerentanan untuk kondisi kejiwaan dan metabolisme."

Para peneliti berharap untuk melakukan lebih banyak studi untuk lebih memahami hubungan langsung antara durasi pernikahan dan gangguan kejiwaan lainnya pada bayi.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Menurut Penelitian, Kurangnya Hubungan Seks pada Orang Tua Tingkatkan Risiko Skizofrenia pada Anak

(*)