Find Us On Social Media :

Mahasiswa Jambi Hina Nama Desa Tempat KKN hingga Bikin Warga Naik Pitam dan Mengusir, Pihak Kampus Langsung Beri Klarifikasi

By Annisa Marifah, Sabtu, 27 November 2021 | 17:09 WIB

Mahasiswa Jambi menghina nama desa tempat KKN

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa MarifahGrid.ID - Akhir-akhirnya jejaring media sosial dihebohkan dengan video yang menunjukkan pengusiran mahasiswa yang sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata).Melansir akun Instagram @memomedsos dan @infobatanghari, terlihat sekumpulan mahasiswa itu tengah berbelanja di supermarket dan melempar berbagai ucapan yang tak jelas.Belakangan diketahui bahwa ucapan ini ternyata berisi kata yang menghina nama desa tempat mereka KKN.

Mahasiswa yang sedang melakukan KKN ini lantas disidang warga desa.Dalam video lainnya mahasiswa ini berdiri berjejer dan meminta maaf atas perbuatan mereka.

Melansir Tribunsolo.com pada Sabtu (27/11/2021), rupanya mahasiswa-mahasiswa ini berasal dari Universitas Jambi.Saat insiden ini terjadi, mereka tengah melaksanakan KKN di Desa Kubu Kandang, Kecamatan Pemayung, Batanghari.

Baca Juga: Meregang Nyawa di Tangan Kedua Orang Tuanya Sendiri, Bocah 11 Tahun Tewas Gegara Lakukan Hal Ini, Sekujur Tubuh Penuh Luka dan Lebam!

Harun, Kepala Desa Kubu Kandang mengaku mengetahui video yang berisi celaan untuk desanya dari warganya. "Saya melihat ini setelah videonya viral di medsos, pemuda yang melaporkan kepada saya," tutur Harun.Harun kemudian mengatakan bahwa ia dan perangkat desa pun melakukan musyawarah untuk membahas insiden ini."Minggu lalu sekira pukul 16.00 WIB, saya, tokoh pemuda, ketua adat dan perangkat desa segera melakukan musyawarah tentang silang sengketa antara mahasiswa kukerta dengan masyarakat desa Kubu Kandang," ujar Harun. Para mahasiswa yang kedapatan mencela ini lantas diberikan hukuman adat berupa menyerahkan kambing beserta selemak semanis, pisau sebilah, kain putih sekabung, asam-asaman dan sirih seminang lengkap."Semua denda yang diberikan sudah dipenuhi pada Selasa malam, mereka juga sudah meminta maaf atas perbuatan penghinaan tersebut di depan masyarakat umum Desa Kubu Kandang," ungkap Harun.Pihak Universitas Jambi pun angkat bicara dan memberikan klarifikasi.Mereka memberikan apresiasi kepada perangkat desa yang memfasilitasi mediasi."Pihak perguruan tinggi memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada perangkat desa, tokoh adat," tutur Ridhwan Koordinator Pusat Pelaksanaan Kukerta LPPM Universitas Jambi."Tokoh masyarakat yang bisa memfasilitasi dan mediasi sehingga permasalahan itu bisa diselesaikan dengan baik," sambungnya.

Baca Juga: Hilang Selama 3 Hari, Bocah 2 Tahun di Surabaya yang Tenggelam di Selokan Ditemukan Meninggal Dunia, Seperti Ini Kronologinya

Pihak kampus juga mengakui kesalahan mahasiswanya dan berharap bahwa ke depannya hubungan universitas dan desa tetap terjalin."Kami menyadari ini benar kesalahan dari mahasiswa kami yang memang menjadi evaluasi," ujar Ridhwan."Ke depannya mahasiswa kita sebelum turun ke masyarakat perlu diberikan pemahaman yang benar tentang terutama bagaimana memahami adat istiadat yang berlaku di masyarakat setempat," imbuhnya.Ridhwan kemudian memberikan klarifikasi bahwa kepulangan mahasiswa bukan karena diusir oleh warga desa melainkan karena memang jadwalnya untuk selesai."Kpulangan mahasiswa ini bukan karena kejadian ini memang jadwal mereka sudah harus pulang," ungkap Ridhwan."Ada 15 orang satu desa, dimulai pada 22 Oktober, hari ini sudah penarikan," pungkasnya.

Baca Juga: Nasi Sudah Menjadi Bubur, Orang Tua di Sumatera Selatan Ini Akui Menyesal Usai Aniaya Anak Mereka yang Autis hingga Meninggal Dunia Gegara Hal Ini

(*)