Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa MarifahGrid.ID - Penemuan sepuluh potongan tubuh manusia di Kedungwaringin, Bekasi pada Sabtu (27/11/2021) membuat publik gempar.Melansir Tribunbogor.com, korban merupakan pria 28 tahun yang berprofesi sebagai driver ojek online.Korban yang bernama Ridho Suhendra merupakan warga yang tinggal di Jalan Kampung Buwek, Tambun Selatan.Sehari-hari ia dikenal lebih sering mengantar makanan dibandingkan mengantarkan penumpang."Biasanya hanya di sekitar sini di Tambun Selatan saja cari orderannya. Karena dia lebih sering anterin makanan dari pada penumpang," ungkap Zarul, paman korban."Makanya kami juga enggak tahu kok bisa ditemukan di daerah sana. Biasanya enggak sejauh itu, paling jauh mungkin ke Cikarang saja cari orderannya," lanjutnya.Ridho yang kerap pulang malam sempat ditegur sang ibu agar tak bekerja terlalu berlebihan dan pulang malam.
"Sering dibilangin sama Ibunya, enggak usah malam-malam, soalnya Ridho pulang di atas jam 12 terus," ungkap Zarul mengingat ucapan sang ibu ke Ridho."Kalau udah dapat buat beli rokok atau bensin ya sudah. Toh kamu masih bujangan belum ada tanggungan apa-apa. Gak perlu ngoyo lah, begitu pesan orangtuanya," imbuhnya.Dua minggu sebelum ditemukan tewas karena dimutilasi, Ridho berpamitan hendak ngekost lantaran mendapat pekerjaan baru.Namun, Ridho enggan menyebut apa pekerjaan barunya dan dimana alamat kostnya.Meski begitu, setiap hari ia selalu mengabari sang ibu, namun dua hari sebelum tewas tepatnya pada Kamis (25/11/2021), nomer WhatsApp Ridho mendadak tidak aktif."Terakhir online kelihatan di WA itu hari Kamis, dua hari. Sehari setelah itu, HP-nya sudah enggak bisa dihubungi," kata Zarul.Kecemasan keluarga lantas menjadi kenyataan, Ridho dikabarkan telah meninggal dunia lantaran menjadi korban mutilasi di Bekasi.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com pada Minggu (28/11/2021), tiga terduga pelaku telah diamankan polisi.Jenazah Ridho juga akan segera diperiksa pihak Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur besok Senin (29/11/2021)."Besok Senin akan diperiksa," ujar Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramatjati Arif Wahyono.
Pemeriksaan dan otopsi dilakukan guna menemukan penyebab kematian korban.Arif lantas mengatakan bahwa perizinan mengambil jenazah itu tergantung dengan keputusan penyidik."Kapan jenazah bisa diambil pihak keluarga itu tergantung penyidik," kata Arif.
Baca Juga: Ini Dia Wajah Perempuan Pengirim Sate Beracun hingga Tewaskan Anak Driver Ojek Online, Pengakuannya Bikin Syok! (*)