Find Us On Social Media :

Viral Seorang Ibu Muda Menangis Tersedu-sedu Karena Si Kecil Tidak Mau Makan, Begini Cara Menghindari Stress Karena Si Kecil Mogok Makan

By Ragillita Desyaningrum, Selasa, 14 Desember 2021 | 16:36 WIB

Walau wajar, anak GTM seringkali menjadi penyebab orangtua merasa stress. Bagaimana cara terhindar dari stress?

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Belum lama ini, beredar sebuah video di Tiktok yang memperlihatkan seorang ibu muda yang menangis sambil menggendong anaknya.

Dalam video tersebut, si ibu menangis lantaran anaknya yang sedang GTM kerap disebut semakin kurus oleh orang-orang di sekitarnya.

Padahal, sang ibu sudah melakukan berbagai cara supaya sang anak mau makan, tapi tak ada satupun yang berhasil.

Akhirnya, ibu muda ini merasa tertekan dan menangis sambil berbicara dengan bocah kecil yang ada di gendongannya.

“Aku udah nggak kuat banget pingin nangis karena mertua dan orang-orang sering bilang anakku makin kurus, padahal aku udah berusaha apapun biar ankku mau makan,” tulis akun @mumum5678 tersebut.

Ajaibnya, seakan paham dengan kondisi sang ibu yang sudah tertekan, keesokan harinya anak perempuan itu makan dengan lahap.

“Aku nggak nyangka sama sekali besoknya anakku benar-benar mau makan, bahkan sampai habis dan minta nambah lagi,” lanjutnya.

Baca Juga: Anak Arief Muhammad dan Tiara Pangestika Alami GTM Karena Tumbuh Gigi, Coba Resep Ini Supaya Anak Tetap Lahap Makan

GTM atau Gerakan Tutup Mulut adalah kondisi ketika bayi yang sudah memasuki fase MPASI menolak menerima makanan.

Sebenarnya ada banyak penyebab anak GTM, seperti makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, makanan yang kurang enak, hingga suasana makan dan mood anak.

Melansir Nakita.id, menurut dokter spesialis anak, dr. Fransiska Farah, Sp.A, M.Kes, setiap anak pasti akan mengalami GTM, baik saat anak baru mulai MPASI, balita, atau bahkan batita.

Meski wajar, tak jarang orangtua merasa sangat stress karena takut sang anak kekurangan nutrisi dan jatuh sakit.

Belum lagi orangtua harus menghadapi nyinyiran orang di sekitar seperti yang dialami oleh ibu muda di atas.

Nah, supaya orangtua tidak stress selagi menghadapi anak yang sedang mengalami GTS, ada kiat khusus yang diberikan oleh ahli.

Seperti diwartakan Kompas.com, psikolog Carmelia Riyadhni dan dokter spesialis gizi anak dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK(K) memberikan cara terhindar dari stress karena anak GTM.

Baca Juga: Sering Bikin Khawatir, Ini yang Bisa Orangtua Lakukan untuk Mengatasi GTM atau Gerakan Tutup Mulut Pada Anak

Berkonsultasi dengan ahli

Jika orangtua sudah melakukan berbagai cara tapi tak kunjung berhasil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi.

Dengan berkonsultasi dengan ahli, orangtua bisa mengetahui berbagai jenis hal terkait pertumbuhan anak.

Jangan membandingkan

Untuk mengurangi stress karena anak GTM, jangan membandingkan anak dengan anak-anak lainnya, apalagi anak dari keluarga lain.

Setiap keluarga pasti memiliki cara tersendiri terkait pola asuh anak, termasuk memberi pelajaran saat anak makan.

Manajemen waktu

Mengurus anak memang menguras waktu dan tenaga, apalagi anak yang sedang mogok makan, sehingga pekerjaan lain terbengkalai.

Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu dengan menyusun skala prioritas untuk pekerjaan rumah, mengurus anak, pekerjaan, dan aktivitas lainnya.

Baca Juga: Yuk Contek 4 Tips Atasi Anak Mogok Makan ala dr Reisa Broto Asmoro

Menjaga kondisi fisik

Selain mengatur waktu, penting juga untuk menjaga kondisi fisik supaya orangtua bisa terus mendukung perkembangan anak.

Selalu makan dengan teratur, istirahat dengan teratur dan cukup, beraktivitas fisik selama 15-30 menit, dan meluangkan waktu untuk menjalani hobi atau kegiatan menyenangkan.

Ciptakan “MANTRA”

Cara terakhir untuk mencegah stress adalah dengan menerapkan “MANTRA”, yaitu:

M: Mata pejamkan sebentar

A: Ayo ambil nafas pelan-pelan

N: “Namanya proses belajar”

T: Tarik nafas sekali lagi

R: “Rusuh ini hanya sementara”

A: Akan indah pada waktunya.

Menurut Carmelia, makan adalah salah satu proses belajar untuk anak sehingga seharusnya dilakukan dengan menyenangkan bersama-sama.

Ketika ibu bahagia dengan proses ini, maka anggota keluarga lainnya dan anak juga akan ikut bahagia. (*)