"Lahir di Mesir sekitar 40 SM, Cleopatra Selene II dibawa ke Roma setelah orang tuanya bunuh diri menyusul kekalahan ayahnya, Mark Antony dalam Pertempuran Actium," tambahnya.
"Sekitar 10 hingga 16 tahun kemudian, dia menikah dengan Juba II, seorang pangeran Berber dari Aljazair modern," lanjut Spangler.
Pada pertengahan abad ke-1 SM, orang Arab menyebutnya "Al-Kbur Rumiya", yang artinya "Makam Orang Kristen".
Namun, nama itu tidak ada hubungannya dengan agama Kristen, tetapi terhubung dengan salib yang terukir di salah satu pintu bangunan.
Ia merupakan makam Kristen atau seperti yang dikenal dalam bahasa Prancis La Tombeau de la Chretienne.
"Meskipun simbol (salib) itu sering ditemukan di antara artefak dari zaman itu jauh sebelum munculnya agama Kristen, penggunaannya murni sebagai ornamen dekoratif," tulis Kevin Dyck.
Ia menggambarkan arsitektur megah Mausoleum kepada Mosaic north Africa, dalam artikelnya berjudul Brief History of the Royal Mausoleum of Mauretania in Algeria, publikasi pada 2019.
"Bangunannya berbentuk kerucut, dapat terlihat dari kejauhan. Mausoleum ini sebenarnya adalah bangunan batu melingkar yang kuat dengan keliling 185 meter, berdiameter 61 meter, dan tinggi mencapai 32 meter," tambahnya.
"Sepertinya fasadnya terbuat dari tangga yang terletak di pilar berbentuk silinder," lanjutnya. Di sebelah timur makam, para arkeolog telah menemukan dasar sebuah kuil kecil atau mungkin kuil kamar mayat yang merupakan bagian dari keseluruhan kompleks.