Find Us On Social Media :

Gadis Indonesia Pergi Ke Jepang untuk Jadi Petani, Kerja 8 Jam Sehari Bisa Dapat Gaji Rp1,3 Juta!

By None, Sabtu, 12 Februari 2022 | 11:58 WIB

Mahasiswi Indonesia kerja jadi petani di Jepang dengan bayaran fantastis

Grid.ID - Seorang mahasiswi Indonesia membagikan pengalamannya saat menjadi petani di Jepang.

Pengakuan mahasiswi Indonesia yang menjadi petani di Jepang itu pun viral setelah membongkar jumlah gaji yang ia terima.

Bayangkan saja, gaji harian yang didapat mahasiswi itu sebagai petani di Jepang mencapai Rp1,3 juta untuk 8 jam kerja!

Kisah tersebut awalnya dibagikan dari video yang diunggah akun TikTok @heyedle.

Hingga artikel ini terbit, video TikTok tersebut ditonton lebih dari 2 juta orang.

Tak sedikit warganet yang tertarik mengetahui pengalaman kerja sebagai petani di Jepang.

Banyak pula warganet yang merasa tergiur dengan program magang mahasiswi itu.

"Mau ih sambil kuliah," komentar @weychancan.

"Spill caranya kak," tulis @alyaizzahz.

Baca Juga: Pasti Nyesel Baru Tahu! Makan Sashimi Bisa Membuat Tubuh Alami Dampak Luar Biasa Ini, Singgung Soal Mood dan Depresi

Cerita si Mahasiswi

Dikonfirmasi Tribunnews.com, mahasiswi asal Indonesia itu bernama asli Putrie Khairunnisa (24), asal Bogor, Jawa Barat.

Putrie menyebut pengalamannya kerja sebagai petani di Jepang ia jalani pada 2019 lalu.

Kala itu, ia berkesempatan ikut program magang dari salah satu kampus negeri di Bogor, yang bekerja sama dengan perusahaan jamur di Jepang.

Di sela waktu luang magangnya, ia sempat bekerja menjadi petani padi selama 3 hari.

"Sebenarnya magangnya di perusahaan jamur bukan padi. Kalau padi itu aku nyoba part time aja dan itu 3 hari doang," kata Putrie ketika dihubungi, Jumat (4/2/2022).

Bekerja paruh waktu sebagai petani dalam sehari, Putrie bisa mendapatkan bayaran 10 ribu Yen atau sekitar Rp 1,3 juta dalam sehari.

Di mana satu hari kerja sama dengan 8 jam.

Ia juga mendapat perlakuan yang baik dari si pemilik lahan.

Baca Juga: Waduh! Kasus Bunuh Diri Bikin Jumlah Lajang di Jepang Makin Melonjak, Perdana Menteri Tunjuk Menteri Kesepian Demi Mengatasi Risiko Kepunahan

Putrie mengatakan alasannya part time jadi petani adalah karena ia tertarik dengan cara menanam padi di Jepang.

Menurutnya, lahan untuk menanam padi di Jepang berbeda dengan di Indonesia.

Sebagai mahasiswi agribisnis, kegiatan ini tentu menambah wawasannya seputar pertanian.

"Aku tertarik buat tahu cara menanam padi di sana soalnya kalau salju enggak bisa tumbuh."

"Mereka menanam bukan di sawah tapi di greenhouse, pakai wadah beberapa lapis tanah dan bibit terus naruh di wadahnya juga pakai mesin. Jadi takarannya udah otomatis," cerita dia.

Tak sendirian, Putrie juga ditemani beberapa mahasiswa asal Indonesia lainnya.

Cerita Putrie dan teman-temannya bekerja jadi petani ini sampai masuk ke koran Jepang pada saat itu.

Dapet Gaji yang Sama di Perusahaan Tempat Magang

Selain kerja menjadi petani, Putrie juga membagikan kisahnya mengikuti magang di perusahaan jamur di Jepang, yang berlokasi di kota Gosen, Niigata, Jepang.

Baca Juga: Gegara Rakyatnya Tak Mau Nikah Hingga Pilih Akhiri Hidup, Pemerintah Jepang Akhirnya Tunjuk Menteri Kesepian, Ini Daftar Tugasnya

Ia belajar banyak hal tentang pertanian di perusahaan tersebut selama 10 bulan.

Tak hanya ilmu dan pengalaman, Putrie juga mendapatkan bayaran yang hampir sama, sekitar 10 ribu Yen atau Rp 1,3 juta setiap harinya.

Per harinya waktu kerja Putrie sekitar 8 jam.

"Jadi di perusahaan itu ada beberapa divisi dan kita coba semuanya, terus belajar tentang jamur, belajar bahasa juga di sana," kata dia.

"800 Yen per jam. Kalau ada lembur harian ditambah 25 persen itu maksimal satu hari 11 jam dan kalau lembur di hari libur dapet tambahan 35 persen dari gaji biasanya."

"Sehari sekitar 10 ribu Yen jadi perbulannya bisa hitung sendiri, hari kerja 19-24 hari."

"Di perusahaan jamur atau part-time jadi petani gajinya sama aja," cerita dia.

Putrie menjelaskan kisaran gaji yang ia dapatkan itu sangat cukup untuk biaya hidupnya di sana.

Ia bahkan masih bisa menyisakan beberapa gajinya untuk ditabung.

Baca Juga: Tak Suka Gadis Manusia, Pria Ini Malah Berpacaran dengan Kecoak, Mengaku Sering Berimajinasi Bisa Bercinta dengan Kekasihnya

"Cukup banget, udah bayar rumah, makan, skin care, liburan, belanja tapi tetep bisa nabung banyak," ucap dia.

Dari videonya yang viral itu, Putrie berpesan agar mahasiswa Indonesia lainnya tidak perlu takut untuk belajar atau bekerja di luar negeri.

Menurut dia, selain gaji yang didapatkan lebih tinggi, yang paling penting adalah pengalaman.

"Biasanya pada mikirin biaya hidup padahal enggak semahal itu kok."

"Di luar gaji yang tinggi bagi mahasiswa seperti aku dulu, yang paling penting pengalaman di sana banyak banget."

"Pembelajaran yang diambil apalagi tentang kedisiplinan orang jepang salut banget," jelasnya.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Mahasiswi Indonesia Kerja Jadi Petani di Jepang, Digaji Rp 1,3 Juta Sehari, Ini Ceritanya

(*)