Find Us On Social Media :

11 Nyawa Terenggut Ombak dalam Tragedi Ritual Maut di Pantai Payangan, Terkuak Fakta Mengejutkan Ini, Ada Kesepakatan dengan Para Korban?

By Mahdiyah, Rabu, 16 Februari 2022 | 18:49 WIB

Proses pencarian korban terseret ombak di pantai Payangan, Jember.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah

Grid.ID - Tragedi dalam ritual maut di Pantai Payangan, Ambulu, Jember masih menjadi perhatian publik.

Betapa tidak? Sebanyak 11 orang meninggal dunia usai tergulung ombak besar saat menjalani ritual itu.

Dikutip Grid.ID dari TribunJember.com pada Rabu (16/2/2022), diketahui ritual yang dilakukan oleh Kelompok Tunggal Jati Nusantara ini diikuti oleh anggotanya yang berjumlah 23 orang.

Namun, 11 orang di antaranya terseret ombak dan ditemukan meninggal dunia.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jember, AKBP Hery Purnomo menyebutkan bahwa ritual itu bertujuan untuk menyelesaikan masalah.

"Kata guru spiritual mereka, masalah-masalah itu bisa diselesaikan secara ritual di Pantai Payangan," jelasnya.

Sedangkan, SAM yang juga sempat beberapa kali mengikuti ritual ini mengatakan bahwa ritual tersebut memang dilakukan saat ada ombak.

Dirinya mengatakan bahwa tubuh para anggota ritual harus tersentuh ombak.

"Jadi dari ombaknya kecil, sampai besar. Tubuh memang harus terkena ombak. Ritual berakhir dengan mandi di laut," jelasnya.

Baca Juga: Anaknya Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan, Ibu Ini Ungkap Perubahan sang Buah Hati Selama Jadi Jamaah Tunggal Jati Nusantara, Sebut Inginkan Ketenangan

Namun, baru-baru ini terkuak bahwa ada kesepakatan antara peserta ritual dan pimpinan Kelompok Tunggal Jati Nusantara, NH.

Dikutip Grid.ID dari Tirbunnews.com pada Rabu (16/2/2022), hal itu diungkap oleh sang pimpinan sendiri yakni NH.

Ia mengatakan bahwa sebelum berangkat ke pantai, ia dan para anggota telah menyepakati beberapa hal.

Di antaranya adalah hari pelaksanaan ritual dan biaya yang dibutuhkan.

"Saat itu bilang, 'Bagaimana kalau malam Minggu? setuju ndak?" ujarnya.

"Iya ndak apa-apa," kata NH menirukan para anggotanya.

Selain itu, dirinya juga telah sepakat dengan para anggota untuk tidak memaksa siapapun untuk ikut dalam ritual yang dilakukan dini hari itu.

"Jadi berapa iurannya? sekiranya anak-anak mampu. Tidak ada paksaan," terangnya.

"Mau ikut, iya. Ndak ikut, iya. Saya tidak memaksa," sambung NH.

Baca Juga: Bukan Ustaz Maupun Kiai, Inilah Sosok Pemimpin Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang Menggelar Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Mengenai kesepakatan biaya yang diperlukan untuk ritual itu, NH menyebutkan bahwa para anggota telah sepakat untuk membayar sebanyak Rp 20 ribu.

"Jadi, ayo sing enak Rp 20 ribu-an wae, Cak. Semuanya sepakat," kara NH.

(*)