Find Us On Social Media :

'Masyarakat Jangan Jumawa' Tanggapan Tenaga Ahli KSP Soal Antibodi yang Sudah Dimiliki 99,2 Persen dari Populasi Masyarakat Indonesia

By Citra Widani, Jumat, 22 April 2022 | 07:13 WIB

Pemerintah melalui Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa 99,2 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap virus Covid-19.

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Berdasarkan hasil sero survei, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menginformasikan bahwa 99,2 persen masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi terhadap virus Covid-19.

Antibodi ini diperoleh dari adanya vaksinasi dan juga dari masyarakat yang terpapar virus Covid-19 yang otomatis membentuk pertahanan tubuh.

"Bisa disampaikan kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen."

"Artinya, 99,2 persen dari populasi masyarakat sudah punya antibodi."

"Minimal berasal dari vaksinasi maupun dari infeksi," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari laman resmi Covid19.go.id, Kamis (21/4/2022).

Ini adalah kabar bahagia untuk semua masyarakat tanah air, karena hal ini dapat mengisyaratkan bahwa Indonesia akan segera memasuki era endemi.

Walau begitu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan bahwa kemungkinan virus menyebar masih sangat tinggi.

Belum lagi jika terdapat lansia yang memiliki komorbid dan belum divaksin, maka tingkat penyebarannya akan semakin tinggi.

Oleh karenanya, pemerintah terus menghimbau agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan sehingga mampu menghentikan penyebaran.

Baca Juga: Imbas dari Lockdown, Harga Mi Instan di Shanghai Nyaris Tembus Rp 1 Juta Per Kardus

Sedangkan bagi yang merasakan beberapa gejala Covid-9 seperti tenggorokan sakit hingga batuk dan demam, maka dapat melakukan pemeriksaan.

"Masyarakat jangan jumawa, jangan lupa masker. Kalau demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan tetap harus waspada."

"Memiliki antobodi bukan jaminan tidak bisa menulari ke orang lain. Apalagi jika di lingkungan sekitar pemudik ada lansia yang belum divaksin," tandas Abraham.

Sebagaimana diketahui bahwa sero survei ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI).

Survei ini sengaja dilakukan menjelang Lebaran 2022, untuk kemudian menjadi pedoman pemerintah membuat aturan terkait mudik.

Abraham menyebut bahwa antibodi yang sudah terbentuk dapat menjadi salah satu cara menekan angka penyebaran virus.

"Kalkulasi secara ilmiah, risiko lonjakan kasus akibat mudik bisa teredam dengan tingginya antibodi masyarakat daerah asal mudik,” kata Abraham.

Survei ini dilakukan di 21 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali yang banyak dijadikan tujuan mudik Lebaran 2022.

“Antibodi Covid-19 sudah 99 persen adalah hasil studi ilmiah terhadap 21 kabupaten/kota asal mudik di Jawa-Bali," sambung Abraham., dikutip dari Wartakota.live. 

Baca Juga: 'Agak Telat Ditangani' Kondisi Ibunya Menurun Drastis, Kiki Farrel Ungkap Pengobatan Kanker Sang Ibu Sempat Terhenti karena Pandemi Covid-19

 

(*)