Find Us On Social Media :

Dikutuk Anak Sendiri Hingga Dijuluki Raja Sesat, Ayah Firaun Tutankhamun Dihapus dari Sejarah karena Lakukan Perubahan Besar-besaran ini

By None, Kamis, 12 Mei 2022 | 15:34 WIB

ilustrasi makam Firaun

Grid.ID - Sejarah peradaban Mesir Kuno masih menarik untuk diteliti hingga sekarang.

Termasuk sejarah Firaun sebagai penguasa Mesir kuno yang ternyata menyimpan cerita tak biasa.

Salah satunya Firaun Akhenaten yang dihapus dari sejarah oleh anaknya sendiri, Firaun Tutankhamun.

Melansir Intisari Online, Firaun Akhenaten adalah memerintah  Mesir selama sekitar 17 tahun, kira-kira antara 1353 SM dan 1335 SM.

Namanya berubah menjadi Amenhotep IV saat ia naik takhta sebagai Firaun Mesir.

Tetapi pada tahun keenam pemerintahannya dia mengubahnya menjadi “Akhenaten.

Oleh mendiang Egyptologist Dominic Montserrat nama itu diterjemahkan sebagai “Yang baik hati dari Aten.”

Akhenaten adalah putra Amenhotep III dan istrinya Ratu Tiye.

Selama pemerintahan kedua orangtuanya, Mesir diperintah sebuah kerajaan yang membentang dari Suriah, di Asia barat, ke katarak keempat Sungai Nil di Sudan modern.

Baca Juga: Rahasia yang Terpendam Ribuan Tahun Akhirnya Terbongkar, Inilah Pendiri Piramida Makam Para Firaun di Zaman Mesir Kuno

Ketika Akhenaten naik tahta, ada dua hal yang paling dikenang orang-orang tentangnya.

Pertama, tentang perubahan agama Mesir dari pemuja dewa Mesir Amun dan demi Mut menjadi Aten (cakram matahari yang mewakili kekuatan ilahi matahari).

Kedua, dia membangun ibu kota yang sama sekali baru di tempat tak berpenghuni, yang sekarang kita sebut Amarna, di padang pasir.

Soal agama, Akhenaten langsung membangun serangkaian kuil Aten, pembangunannya mungkin dimulai pada tahun pertama pemerintahannya.

Bahkan dia tampaknya memiliki pandangan bahwa Aten bukan hanya menjadi dewa tertinggi tetapi satu-satunya dewa.

Masalahnya Akhenaten tidak mampu meyakinkan semua orang Mesir untuk menaruh harapan spiritual satu-satunya di Aten.

Sementara untuk ibu kota baru, lokasinya dipilih agar matahari terbitnya memiliki makna simbolis.

Tak lama, ibukota ini dengan cepat tumbuh menjadi sekitar 4,6 mil persegi (kira-kira 12 kilometer persegi).

Sayangnya, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Antiquity menunjukkan bahwa orang-orang biasa di Amarna menderita kekurangan gizi dan tingkat kematian remaja yang tinggi, bahkan menurut standar waktu itu.

Baca Juga: Lahir dari Perkawinan Sedarah dan Gunakan Daya Tarik Seks Sebagai Senjata Politik, Cleopatra Ternyata Bukan Orang Mesir? Simak 5 Fakta Bombastis sang Ratu Negeri Firaun!

Pertumbuhan anak-anak terhambat, dan banyak tulang yang keropos akibat kekurangan nutrisi.

Mungkin karena rakyat jelata hidup dengan hanya mengonsumsi roti dan bir.

Arkeolog Anna Stevens mengatakan kepada LiveScience dalam sebuah wawancara pada saat penelitian itu diterbitkan.

Para peneliti juga menemukan bahwa lebih dari tiga perempat orang dewasa memiliki penyakit sendi degeneratif.

Penyababnya mungkin karena mengangkut beban berat, dan sekitar dua pertiga dari orang dewasa ini memiliki setidaknya satu patah tulang.

Kematian Akhenaten

Tahun-tahun terakhir Akhenaten diselimuti misteri.

Apa pun yang terjadi di tahun-tahun terakhir Akhenaten, perubahan agamanya, dan ibukota baru, tidak bertahan setelah kematiannya.

Dalam beberapa tahun setelah kematiannya (yang terjadi sekitar tahun 1335 SM) seorang raja Mesir Kuno baru bernama Tutankhamun, yang sekarang diyakini oleh banyak peneliti sebagai putra Akhenaten, naik tahta.

Baca Juga: Umurnya 3.000 Tahun, Rumah Sakit di Israel Sedang 'Menangani Mumi Anak' yang Berpotensi Menjadi Makam Firaun Ini: 'APakah Itu Anak Kecil?'

Selama pemerintahan Tut, Mesir akan kembali ke kepercayaan agama aslinya, Amun dan Mut mengasumsikan tempat mereka di atas jajaran dewa Mesir.

Pada akhirnya, ibu kota yang dibangun Akhenaten ditinggalkan dalam beberapa dekade setelah kematiannya.

Dan dia dijuluki "raja sesat" yang bahkan tidak termasuk dalam beberapa daftar raja Mesir.

Selanjutnya, Tutankhamun akan mengutuk tindakan Akhenaten dalam sebuah prasasti yang ditemukan di Karnak.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Sampai Dijuluki 'Raja Sesat' hingga Dikutuk oleh Anaknya Sendiri, Nama Ayah Firaun Tutankhamun Langsung Menghilang dari Sejarah Setelah Lakukan Perubahan Besar Ini

(*)