Find Us On Social Media :

Imbas dari Sri Lanka Bangkrut, Inilah Kisah Miraj Madushanka Warga Kelas Menengah yang Dulu Bisa Nongkrong di Mall, Kini untuk Penuhi Makan Sehari-hari Saja Perlu Pikir 2 Kali

By Rizqy Rhama Zuniar, Kamis, 23 Juni 2022 | 19:29 WIB

Kisah Miraj Madushanka warga kelas menengah yang terkena imbas Sri Lanka bangkrut

Laporan Wartawan Grid.ID, Rizqy Rhama Zuniar

Grid.ID - Imbas dari Sri Lanka bangkrut tampaknya benar-benar mempengaruhi segala aspek di negara yang dijuluki sebagai Air Mata India tersebut.

Berbagai lapisan masyarakat, termasuk warga kelas menengah bahkan turut merasakan imbas dari Sri Lanka bangkrut.

Bahkan warga kelas menengah yang dulunya bisa nongkrong di mall, kini akibat Sri Lanka bangkrut, untuk makan saja mereka perlu berpikir 2 kali.

Diberitakan, negara Sri Lanka kini mengalami kebangkrutan hingga tidak dapat membeli bahan bakar minyak (BBM) impor, bahkan dengan uang tunai.

Sri Lanka dikabarkan tak bisa membayar utang luar negerinya senilai $51 miliar.

Mengutip dari Kompas.com, penyebab bangkrutnya Sri Lanka dikarenakan runtuhnya perekonomian negara tersebut.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan, melakukan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merupakan jalan satu-satunya agar Sri Lanka bisa kembali pulih.

"Kami sekarang menghadapi situasi yang jauh lebih serius di luar sekadar kekurangan bahan bakar, gas, listrik, dan makanan," kata Wickremesinghe yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com via Bloomberg, Kamis (23/6/2022).

Baca Juga: Hendak Ajukan Pinjaman ke Bank, Pria Ini Malah Temukan Kabar sang Istri yang Telah Dinikahi 9 Tahun Punya Suami Lain, Tak Disangka Ini Fakta Sebenarnya

"Kami tidak bisa membeli bahan bakar impor, bahkan dengan uang tunai, akibat beratnya utang yang ditanggung oleh perusahaan minyak kami, dan kami mulai melihat tanda-tanda kemungkinan jatuh ke titik terendah," jelasnya.

Akibatnya, semua lapisan masyarakat di Sri Lanka pun merasakan imbas dari kebangkrutan negara mereka, termasuk warga kelas menengah.

Warga kelas menengah yang dulunya bisa merasakan makanan enak, belanja di mall, bahkan liburan ke luar kota, kini pun ikut merasa sengsara.

Seperti yang dialami oleh Miraj Madushanka, salah seorang warga kelas menengah Sri Lanka lulusan akuntan di Jepang yang kini ikut merasakan krisis ekonomi negaranya.

Melansir dari Tribunnews.com via laporan Associated Press, Miraj Madushanka tak pernah mengira dirinya akan membutuhkan jatah makanan dari pemerintah.

Bukan hanya untuk dirinya seorang, jatah makanan dari pemerintah itu bahkan dibutuhkannya demi memastikan keluarganya bisa makan 2 kali sehari.

Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka, membuat Miraj Madushanka dan warga kelas menengah lainnya perlu berpikir 2 kali dalam memenuhi kebutuhan bakar ataupun makanan mereka.

Mereka saat ini bahkan sedang berjuang untuk mengatur makan tiga kali sehari dan mengurangi porsi makan agar bisa bertahan hidup.

Miraj Madushanka bahkan harus menghabiskan waktunya untuk mengantri membeli bahan bakar yang kini tengah langka, itu pun jika ada.

Baca Juga: Pamer Keuntungan Jadi PNS Sambil Asyik Joget TikTok, Wanita Ini Malah Panen Sindiran Menohok dari Netizen: Bisa Santai Nganggur Dibayar

Sebelum krisis ekonomi melanda Sri Lanka, Miraj Madushanka adalah seorang akuntan berusia 27 tahun yang sekolah di Jepang.

Namun, pada 2018 Miraj Madushanka memutuskan pulang kampung ke Sri Lanka setelah ayahnya meninggal.

Kala itu, ia memutuskan kembali ke Sri Lanka untuk menjaga ibu dan saudara perempuannya.

Usai menyelesaikan studinya di Jepang, Miraj Madushanka kemudian bekerja di bidang pariwisata.

Sayangnya, ia kehilangan pekerjaannya akibat teror di Sri Lanka pada 2019 yang mengguncang negara dan ekonominya.

Miraj Madushanka bahkan lagi-lagi harus kehilangan pekerjaannya ketika Covid-19 melanda.

Kini, Miraj Madushanka bekerja di sebuah perusahaan manajemen, yang menjadi pekerjaan keempatnya dalam 4 tahun terakhir.

Sayangnya, gaji yang dapat Miraj Madushanka dari perusahaan tersebut tak dapat membantunya menghidupi keluarganya saat ini akibat krisis ekonomi.

Miraj Madushanka bahkan mengaku bingung lantaran uang tabungannya tak cukup untuk menghidupi keluarganya di tengah krisis yang melanda Sri Lanka.

Baca Juga: Pilu Warga Temukan Seorang Bayi Dibuang dalam Kantong Plastik, Tak Tertolong Pasca dapat Tindakan Dokter, Netizen Malah Menyayangkan Sikap Orang Ini

"Saat ini, hanya ada cukup untuk bertahan hidup," kata Mira Madushanka yang dikutip Grid.ID dari Tribunews.com via laporan Associated Press, Kamis (23/6/2022).

"Jika ada bulan di mana kami tidak mendapatkan manfaat tambahan dari luar, kami harus bertahan entah bagaimana," katanya.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga pangan tercatat telah naik 3 kali lipat, bahkan harganya terus naik.

Al Habsyi, keluarga Miraj Madushanka pun terpaksa mencari bantuan beras dari pemerintah dan sumbangan dari kuil serta masjid Buddha terdekat.

(*)