Find Us On Social Media :

Dianggap Sakral Jika Jatuh Pada Jumat Legi, Sejarah Malam 1 Suro Ternyata Memang Tidak Main-main, Begini Tradisi dan Perayaannya di Yogyakarta dan Solo

By Novia, Jumat, 29 Juli 2022 | 18:49 WIB

Kirab malam 1 Suro. Berikut sejarah serta tradisi perayaannya di Yogyakarta dan Solo

Kemudian ditambahkan dari Kompas TV, malam 1 Suro di wilayah Jawa identik dengan sebuah perayaan berupa ritual tradisi iring-iringan masyarakat atau kirab, kenduri, hingga macapatan.

Diketahui, pada tahun 2022, malam 1 Suro jatuh pada Jumat, 29 Juli 2022.

Menilik sejarah yang terjadi pada malam 1 Suro, masyarakat Jawa memiliki banyak pandangan.

Salah satunya, dianggap keramat terlebih bila jatuh pada Jumat Legi. Bahkan, sebagian masyarakat meyakini pada malam 1 Suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.

Dikutip kompas TV dari laman petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, begini sejarah malam 1 Suro beserta tradisinya.

Menurut, kalender Jawa yang mengacu pada penanggalan hijriah atau kalender Islam, tradisi malam 1 Suro diciptakan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo pertama kali sekitar tahun 1940.

Baca Juga: Menuju Malam 1 Suro Yakni Waktu Bertemunya Dimensi Alam Gaib dan Alam Bumi Menyatu, Berikut Pantangan yang Tak Boleh Dilakukan Agar Tak Tertimpa Malapetaka dan Kesialan, Apa Saja?

Saat itu, Sultan Agung menginginkan adanya persatuan rakyat untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk menyatukan Pulau Jawa.

Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin rakyatnya tidak terbelah yang disebabkan keyakinan agama.

Demi menyatukan kelompok santri dan abangan, kemudian setiap hari Jumat Legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat.

Tak hanya laporan, seluruh yang berkumpul pun melakukan pengajian bersama para penghulu kabupaten, melakukan ziarah kubur, dan haul ke makam Ngampel dan Giri.

Sampai saat ini, daerah di Jawa yang masih melestarikan tradisi malam 1 Suro adalah kota Solo dan Yogyakarta.