Find Us On Social Media :

Menkes Sebut Orang Kelahiran 1980 ke Bawah Terproteksi dari Cacar Monyet, Begini Penjelasannya

By Rizqy Rhama Zuniar, Selasa, 23 Agustus 2022 | 10:31 WIB

Ilustrasi cacar monyet.

Laporan Wartawan Grid.ID, Rizqy Rhama Zuniar

Grid.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebut orang yang lahir pada tahun 1980 ke bawah terproteksi dari virus cacar monyet atau monkeypox.

Diberitakan sebelumnya, Kemenkes telah mengkonfirmasi temuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia.

Pasien yang dinyatakan positif cacar monyet itu adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun asal Jakarta yang sebelumnya memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

Saat tiba di Indonesia, pria tersebut sempat mengalami demam dan menunjukkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati).

Ia juga mengalami ruam cacar di telapak kaki dan tangan, serta sebagian di area genital.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan tes PCR oleh petugas kesehatan, pria tersebut dinyatakan positif cacar monyet.

Sejak dinyatakan positif cacar monyet, pasien tersebut telah diisolasi mandiri dan hanya mengalami gejala ringan.

Terkait kasus cacar monyet yang telah masuk ke Indonesia, pihak Kemenkes baru-baru ini memberikan pernyataan mengejutkan.

Mengutip dari Kompas.com, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, mayoritas orang kelahiran 1980 ke bawah terproteksi dari virus monkeypox.

Sebab, pada periode tersebut orang-orang telah mendapat vaksinasi cacar air yang berlaku seumur hidup.

Sehingga orang-orang yang lahir pada tahun 1980 ke bawah memiliki antibodi untuk melawan virus cacar monyet.

"Jadi buat teman-teman yang lahir 1980 ke bawah kayak saya ini, tua-tua itu terproteksi," kata Budi yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga: Waspada Flu Tomat yang Mengancam Banyak Anak di India, Gejalanya Ternyata Mirip Covid-19!

"Mungkin enggak 100 persen, tapi terproteksi," ucapnya.

Melansir dari Tribunnews.com, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, vaksinasi tersebut yang kemudian menyebabkan tingkat penyebaran virus monkeypox di Asia lebih rendah dibanding Eropa.

"Mungkin itu menyebabkan kenapa kita melihat di Asia lebih rendah dibandingkan di Eropa kasus cacar monyetnya," kata Budi yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com, Selasa (23/8/2022).

"Karena di Asia dulu kita kena pandemi lebih lama bahkan dibandingkan dengan di Eropa lebih cepat hilangnya," jelasnya.

Ia melanjutkan, proses vaksinasi di Eropa yang tidak dilakukan secara menyeluruh ini berbeda dengan di Asia yang berjalan lama.

Sehingga proses vaksinasi di Asia dilakukan secara menyeluruh.

"Di Eropa lebih cepat hilang maka vaksinasinya lebih cepat berhentinya," kata Budi.

"Karena lebih cepat berhenti ya banyak orang-orang Eropa yang enggak punya imunitas terhadap virus ini," ucapnya.

Budi pun mengimbau masyarakat agar tidak terlalu panik dengan adanya kasus cacar monyet yang sudah terdeteksi di Indonesia.

Terlebih, virus cacar monyet ini lebih mudah terdeteksi dibanding Covid-19.

Baca Juga: Gawat! 1 Kasus Cacar Monyet Telah Terdeteksi di Indonesia, Seberapa Bahayanya Penyakit Infeksi Ini?

 

 (*)