Find Us On Social Media :

Miris, Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang Jadi Insiden Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola Dunia

By Rizqy Rhama Zuniar, Minggu, 2 Oktober 2022 | 10:16 WIB

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang jadi insiden mematikan kedua dalam sejarah sepak bola dunia

Laporan Wartawan Grid.ID, Rizqy Rhama Zuniar

Grid.ID - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, disebut jadi insiden paling mematikan kedua dalam sejarah sepak bola dunia.

Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022), membuat nama Indonesia tercoreng dalam sejarah sepak bola dunia.

Pasalnya, tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu kabarnya menjadi insiden mematikan kedua dalam sejarah sepak bola dunia.

Kekalahan Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan memicu terjadinya kericuhan di kalangan suporter.

Arema FC diketahui kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3

Melansir dari Kompas.tv, suporter tuan rumah yang kecewa dengan hasil tersebut pun menyerbu turun ke lapangan.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengungkapkan, polisi akhirnya memutuskan menggunakan gas air mata untuk menghalau serangan suporter.

Sebab menurutnya, para suporter saat itu telah berbuat anarkistis usai merangsek masuk ke lapangan.

Berdasarkan data sementara, Nico mengatakan, total ada 127 orang meninggal dunia dan sebanyak 180 orang mengalami luka-luka dari kejadian tersebut

"Dari jumlah itu, 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan 93 orang lainnya tewas di rumah sakit," kata Nico yang dikutip Grid.ID dari Kompas.tv, Minggu (2/10/2022).

Berdasarkan data tersebut, tragedi Stadion Kanjuruhan dipastikan jadi insiden kerusuhan sepak bola paling buruk di Indonesia.

Baca Juga: Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang Banyak Telan Korban Jiwa, Polisi Ungkap Alasan Lempar Gas Air Mata ke Suporter

Mirisnya, tragedi Stadion Kanjuruhan jadi insiden kerusuhan paling mematikan dalam sejarah sepak bola di dunia.

Mengutip dari TribunJateng.com, insiden kerusuhan sepak bola paling mematikan di dunia terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru, pada 24 Mei 1964.

Saat itu Peru tertinggal 0-1 melawan Argentina dalam laga kualifikasi Olimpiade Tokyo.

Kabarnya, gol mereka dianulir oleh wasit Angel Eduardo Pazos, yang akhirnya memicu invasi suporter ke lapangan.

Mirip dengan Tragedi Kanjuruhan, polisi Peru saat itu langsung menembakkan gas air mata ke tribun penonton hingga menyebabkan banyak korban jiwa.

Tercatat, ada 328 orang meninggal dunia dalam insiden tersebut.

(*)