Grid.ID - Pasca Lesti Kejora melaporkan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukannya, nama Rizky Billar langsung jadi sorotan.
Ya, entah apa yang merasuki sampai Rizky Billar tega menganiaya istrinya sendiri itu.
Pasalnya, dalam laporannya di polisi, Lesti Kejora mengaku sempat dibanting dan dicekik sang suami.
Sontak saja hal tersebut membuat publik ikut geram dan langsung mengecam keras tindakan KDRT yang dilakukan Rizky Billar.
Tak cukup sampai di situ, buntut dari kasus yang tengah menjeratnya itu, Rizky Billar sampai diboikot tak boleh tampil lagi di televisi.
Menanggapi hal tersebut, melansir dari postingan salah satu akun gosip yang diunggah Minggu (9/10/2022), ayah angkat Rizky Billar yang bernama Izhar Wilendra atau yang kerap disapa Pak Een akhirnya angkat bicara.
Dalam video yang diunggah ulang itu, ayah angkat Rizky Billar mengaku sudah tahu soal berita sang anak diboikot dari televisi.
Bahkan dirinya mengaku hanya tersenyum saat mendengar pengumuman tersebut.
"Nah, waktu itu diumumkan saya senyum," ucap Izhar Wilendra.
Pasalnya, ayah angkat Rizky Billar yakin bahwa rezeki sang anak tak hanya dari televisi.
"Kita orang ber-Tuhan, emangnya rezeki cuma dari televisi?
Allah yang mengatur rezeki kita.
Satu pintu tertutup ada 99 pintu rezeki lagi masih terbuka,
Rezeki itu datangnya dari Allah," ungkap Izhar Wilendra.
Izhar Wilendra juga bersoloroh bahwa sang anak akan tetap mendapat rezeki.
"Allah pasti, enggak ada manusia yang diciptakan Allah itu tidak punya rezeki," tambahnya.
Seperti yang sudah diketahui, sebelumnya Rizky Billar memang didapuk menjadi host ajang kompetisi bernyanyi Dangdut Academy 5 Indosiar.
Tak sendiri, Rizky Billar didapuk menjadi host bersama rekan-rekan presenter lainnya.
Seperti Ruben Onsu, Irfan Hakim, Ramzi, Gilang Dirga, Jirayut, hingga Rara LIDA.
Namun gegara tindakan KDRT-nya kepada Lesti Kejora, Rizky Billar harus rela namanya didepak dari acara tersebut.
Tak cukup sampai di situ, Ramzi juga menyampaikan keputusan tersebut diambil atas dasar peraturan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang melarang pelaku kekerasan untuk ditampilkan di televisi.
"Kami informasikan kepada pemirsa, agar sama-sama kita ketahui, televisi dan konten-konten digital itu sama berbeda. Televisi mempunya lembaga yang mengatur semua penyiaran.
Berangkat dari peraturan tersebut, keputusan KPI mengenai penutupan ruang untuk semua pelaku KDRT untuk tampil di radio dan televisi," ungkap Ramzi saat live di acara tersebut.
(*)