Find Us On Social Media :

Jadi Keluarga Keraton Solo, Vicky Shu Kenakan Batik Spesial di Nikahan Kaesang dan Erina, Ada Makna Mendalam di Baliknya

By Novita, Rabu, 14 Desember 2022 | 19:21 WIB

Vicky Shu hadiri pernikahan Kaesang dan Erina mengenakan busana penuh makna ini.

Grid.ID - Lama menghilang dari dunia entertain, artis cantik Vicky Shu telah hidup bahagia menjadi keluarga keraton Solo.

Seperti diketahui, Vicky Shu menikah dengan pria berdarah biru, Ade Imam Prabowo Harianto Nugroho Putro, 23 September 2017 silam.

Pernikahan Vicky Shu dengan pangeran Keraton Solo itu terbilang hamonis dan jauh dari gosip miring.

Keduanya tetap terlihat romantis dan mesra meski telah dikaruniai dua orang putra.

Sebagai informasi, keduanya dikaruniai dua orang anak yakni, Abimanyu Manggala Nugroho Putro dan Guinandra janadi Nugroho Putro.

Menjadi bagian dari keluarga Keraton Solo, Vicky Shu dan suami diundang ke pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Pura Mangkunegaran, pada Minggu (11/12/2022) lalu.

Keduanya tampak serasi saat menghadiri acara resepsi pernikahan sang putra presiden.

Vicky Shu dan Ade Imam juga terlihat mengenakan batik spesial di nikahan Kaesang.

Hal ini tampak dari unggahan Instagram sang artis @vickyshu, pada (11/12/2022) lalu.

Finalis Miss Indonesia 2007 mewakili Provinsi Jawa Tengah itu memilih batik lurik untuk menghadiri hajat keluarga Presiden Jokowi.

Mengingat adanya aturan bagi tamu undangan saat masuk ke Pura Mangkunegaran.

Baca Juga: Konon Keturunan Bangsawan Keraton Solo, Inilah Suami Vicky Shu yang Berparas Ganteng, Terkuak Profesinya Bukan Kaleng-kaleng

Tamu dilarang menggunakan batik parang saat memasuki tempat resepsi digelar.

"Untuk masuk Pura Mangkunegaran tidak boleh ada (batik) parang lereng," kata Gibran, dikutip dari Kompas.com (6/12/2022).

Mengutip dari laman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, motif batik parang dan variasinya dilarang mulai pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939).

Vicky Shu dan suami lantas memilih menggunakan kebaya batik lurik saat menghadiri pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.

"kali ini seperti biasa kami berdua mengenakan kebaya jarik dan beskap blangkon yang terbuat dari bahan lurik yang dinamai Lukat yaitu Lurik Ikat dari @lurikprasojo_official mbak @prasojobyrani," ungkap @vickyshu.

Sebelumnya, Vicky juga mengungkap ketakjubannya dengan Pura Mangkunagaran yang disulap menjadi tempat resepsi adik bungsu Wali Kota Solo.

"Jagong alias kondangan Resepsi pernikahan Mas @kaesangp dan Mbak @erinagudono .. bersama kangmas Garwo alias Bojo @ade_imam ..

kebetulan bertempat di Pura Mangkunegaran yang sudah tidak asing lagi bagi saya hampir setiap kirab malam satu suro selalu hadir disini..

kali ini pendopo disulap menjadi tempat resepsi yang semakin indah.. lekat dengan budaya Jawa Tengah terutama khas Solo..," tulisnya.

Tak hanya itu saja, Vicky Shu juga mengaku merias wajah dan membuat sanggul seorang diri.

Baca Juga: Padahal Vicky Shu Bertahta Jadi Permaisuri Bangsawan Solo, sang Artis Kepergok Ngemper di Korea dan Mau Nangis Gegara Hal Ini

"Cerita lainnya adalah karena MUA dan sanggul pada penuh yasudah untung terbiasa make up dan sanggulan sendiri haha. Untuk aksesories kebaya, bros beskap, tusuk konde dan giwang hasil belanja kemaren siang di Pasar Triwindu di toko langganan @dewi_art_shop … akhirnya bisa ber #kebayavickyshu lagi

#lurikvickyshu #kebaya #beskap #kaesayanganerina #vickyadembojo #perjalananvickyshu #mangkunegaran," pungkasnya.

Ternyata busana batik lurik yang dipilih Vicky Shu dan suami menyimpan sebuah makna yang mendalam.

Melansir dari laman TribunStyle, Lurik merupakan salah satu kain tradisional purba.

Menurut sejarah, motif lurik sudah ada di prasasti zaman Kerajaan Hindu Mataram (851-882M).

Bagi sejumlah kerajaan di Jawa, motif lurik menjadi primadona.

Pasalnya, kain motif lurik bisa dipakai seluruh lapisan masyarakat.

Namun sayangnya, di era modernisasi, pamor lurik tradisional mulai pudar.

Vicky Shu menjadi salah satu contoh publik figur yang ternyata masih memiliki ketertarikan terhadap batik yang memiliki karakter dasar sederhana itu.

(*)