Grid.ID - Putri Tommy Soeharto yang bernama Gayanti Hutami terlahir sebagai cucu Soeharto.
Inilah sosok Gayanti Hutami yang kini sudah beranjak dewasa.
Tampaknya putri Tommy Soeharto siap warisi tahta Keluarga Cendana.
Nama Keluarga Cendana masih tersohor di Indonesia. Keluarga mantan Presiden RI Soeharto terus menjadi sorotan karena ketokohan anak-anaknya. Kekayaan keluarga ini juga tak main-main.
Termasuk kisah perceraian Tommy Soeharto dengan Tata Cahyani ikut jadi perhatian. Kini tidak hanya Tata Cahyani dan Tommy Seoharto, kedua anak Dharma Mangkuluhur dan Gayanti Hutami tengah menarik perhatian.
Keduanya kini sudah mulai beranjak dewasa. Namun yang menjadi sorotan sosok Gayanti yang tumbuh cantik seperti ibundanya.
Berikut ini Fakta-fakta tentang Gayanti Hutami
Jadi Harta Paling Berharga Mama
Sejak perceraian 2006, mata selalu tertuju pada Tommy Soeharto dan Tata Cahyani.
Pasalnya di awal perceraian dan Tata pindah ke Singapura, ada kabar tentang si mantan Istri bawa kabur uang Rp 100 miliar disebut milik Tommy.
Tata kemudian muncul dan menjelaskan ke awak media tentang kebohongan informasi tersebut.
Dia mengaku tidak kabur melainkan pergi baik-baik ke luar negeri karena merasa terancam.
Tidak bawa uang seperti yang diisukan, melainkan hanya membawa dua harta paling berharga buatnya yakni Gayanti Hutami dan Dharma Mangkuluhur.
Suka Olahraga
Beberapa update kegiatan wanita akrab disapa Aya itu sering diabadikan sang mama.
Salah satu potren paling sering unggah yakni saat keduanya sedang olahraga.
Yap Tata terlihat aktif menjaga kesehatan dan kecantikannya.
Nampaknya hal itu juga menginsipiras sang putri.
Modis Abis
Seperti ibunya, cewek cantik ini kerap tampil modis dalam berbagai kesempatan.
Terlihat modis namun tetap elegan. Cenderung terlihat mewah.
Kulit Eksotis
Cewek cantik yang baru lulus SMA ini juga terlihat eksotis.
Kulitnya sawo matang bahkan seperti tanning menambang keanggunannya.
Artikel ini telah tayang di TribunTimur.com dengan judul, Ingat Gayanti Hutami Dulu Saksi Prahara Rumah Tangga Tommy Soeharto & Tata Cahyani, Kabarnya Kini
(*)