Find Us On Social Media :

3 Hari Tak Kunjung Ditemukan, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak untuk Cari Korban Hilang Ledakan Depo Pertamina Plumpang

By Citra Widani, Minggu, 5 Maret 2023 | 09:51 WIB

Polda Metro Jaya mengerahkan Tim K-9 atau anjing pelacak setelah kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Rawa Badak Selatan, Koja. Foto dari udara dampak kebakaran depo Pertamina Plumpang.

Laporan Wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Ledakan hebat terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara Jumat (3/3/2023) pukul 20:00 WIB. 

Hingga hari ini, Minggu (5/3/2023) masih ada beberapa warga yang dilaporkan hilang dalam tragedi ledakan di depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara. 

Polisi pun mengerahkan anjing pelacak untuk membantu pencarian warga yang hilang. 

"Ada lima anjing pelacak dari Direktorat Samapta Polda Metro Jaya K-9 untuk mencari korban-korban yang belum ditemukan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo, dikutip dari Wartakotalive.com.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, masih ada tiga warga permukiman Kampung Tanah Merah Bawah, Rawa Badak Selatan, Koja, yang dinyatakan hilang usai peristiwa tersebut.

"Tadi dilaporkan masih ada tiga orang (hilang) yang dilaporkan di pos saat ini kita masih menunggu dalam pemeriksaan," kata Listyo.

Kisah Lansia saat Menyelamarkan Diri

Api menyambar hebat di tempat penyimpanan bahan bakar di kawasan Koja, Jakarta Utara membuat langit merah hingga terlihat bak gunung meletus.

Tampak bagaimana api merambat dengan cepat hingga menyambar rumah warga sekitar lokasi kejadian.

Warga yang saat itu sedang melepas lelah dengan beristirahat di rumah pun terlihat berhamburan ke luar untuk menyelamatkan diri.

Beberapa dari mereka ada yang berlarian, adapula yang menggunakan sepeda motor untuk pergi menghindari si jago merah.

Salah satu warga bernama Sumianti memaparkan kejadian mencekam yang terjadi saat keduanya sedang bersantai menonton TV. 

Awalnya Sumianti mendengar jeritan dari para tetangga yang meminta semua orang untuk keluar dari rumah. 

Baca Juga: INNALILLAHI, Ibu dan Anak Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Ditemukan Saling Berpelukan, Begini Kondisinya

Bersamaan dengan perintah keluar, Sumianti juga mencium bau tak sedap yang membuatnya yakin bahwa telah terjadi kebakaran. 

Memiliki orang tua yang sudah lansia, Sumianti pun sempat kelabakan untuk menyelamatkan mereka. 

"Saya dan suami saya sedang menonton tv. Terus pada teriak-teriak dan keluar. Saya ikut keluar juga, terus langsung ada bau menyengat tak sedap makanya buru-buru keluar melarikan diri."

"Terus saya juga kan masih ada orang tua yang usianya hampir 80 tahun, jadi buru-buru takut sesak nafas terus enggak tertolong."

"Saya kan lari ya, karena semua warga di sini lari. Pas panik itu sesak banget asap dah mengepul di mana-mana," imbuh Sumianti, dikutip dari Wartakotalive.com, Minggu (5/3/2023). 

Sumianti pun menyampaikan bahwa kedua orang tuanya langsung tertidur lelap di posko pengungsian karena kelelahan.

"Alhamdulillah masih diberi keselamatan dan ya tidur di tenda mungkin semalem lelap karena kan capek ya habis lari-lari," ucapnya.

Petir Menyambar

Saat kejadian, wilayah sekitar sedang diguyur hujan ringan.

Petir terlihat menyambar beberapa kali, hingga membuat api terlihat semakin berkobar kencang.

Menurut kesaksian sallah satu warga sekitar bahwa petir yang menyambar malam itu semakin membuat ledakan terdengar begitu keras.

Hal ini membuat warga panik dan langsung melarikan diri.

“Memang lagi hujan bang petirnya banyak banget, nah gak lama setelah ada petir itu baru terdengar suara ledakan."

Baca Juga: INNALILAHI, Kloset di Jakarta Timur Meledak Saat Hendak Dipakai, Begini Kondisi Korban

"Katanya sih pipa minyaknya tersambar petir."

"Nah itu kan warga berbondong-bondong keluar pada nyelametin diri, meledak lagi apinya tinggi banget," tutur Gilang dikutip dari Tribun Jakarta.

Gilang yang kediamannya hanya berjarak 100 meter dari lokasi kejadian mengatakan bahwa ia melihat banyak korban berjatuhan di depan matanya.

Ia pun mencoba untuk ikut mengevakuasi dengan alat seadanya.

“Ya Allah itu saya kira sudah meninggal, tapi masih ada napasnya. Sampai dibawa pakai gerobak pasir sama warga,” ucap Gilang.

 (*)