Find Us On Social Media :

Pesan Terakhir Razan Sebelum Tewas di Tangan Tentara Israel: 'Paramedis dan Wartawan Jadi Sasaran'

By Septiyanti Dwi Cahyani, Rabu, 6 Juni 2018 | 19:21 WIB

Razan Najjar dan sang ibu

Sebagai seorang paramedis, fokus utama Najjar adalah membantu para wanita dan anak-anak yang terluka selama demonstrasi.

"Putriku akan keluar setiap Jumat dari jam 7 pagi hingga jam 8 malam.

Dia berada di lapangan melakukan pekerjaannya, menyembuhkan luka orang-orang yang terluka, putriku adalah seorang paramedis yang pemberani dan tidak pernah takut pada penembak jitu Israel", kata Ibu Najjar.

Setidaknya, 121 orang Palestina telah tebunuh sejak awal Great March of Return.

Najjar adalah paramedis Palestina kedua yang ditembak mati sejak protes dimulai.

Yang pertama adalah Moussa Abu Hassanein, ditembak dua minggu lalu.

BACA JUGA Pantau Perkembangan Bayi, Lee Jeong Hoon dan Moa Lakukan Sesi Foto Setiap Bulan

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 223 paramedis telah terluka selama demonstrasi.

Juru bicara kementerian, Ashraf al Qedra, mengutuk pembunuan Najjar dan meminta komunitas internasional untuk turut campur tangan dan menghentikan pembunuhan para demonstran Palestina, warga sipil dan wartawan.

Dalam wawancara yang dipublikasikan sebelumnya di media sosial, Najjar sendiri juga mencoba mengecam tindakan keras Israel terhadap demonstran Palestina.

Gadis berusia 21 tahun ini juga menyampaikan pesannya kepada dunia sebagai seorang paramedis.

"kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel.

Paramedis dan wartawan menjadi sasaran.

BACA JUGA Ussy Sulistiawaty: Apapun Profesinya, Wanita Tidak Layak Dilecehkan

Saya menyerukan kepada dunia untuk melihat, mengapa pasukan Israel menargetkan kami.

Kami tidak melakukan apa-apa.

Kami hanya menyelamatkan orang-orang yang terluka dan menyembuhkan luka mereka", katanya di akhir wawancara.

Dan itulah pesan terakhir yang disampaikan Razan sebelum akhirnya tewas tertembak pasukan Israel.(*)