Find Us On Social Media :

Dikabarkan Punya Kemiringan Tanjakan 57 Derajat, Ruas Tol di Kali Kenteng Ternyata Aman Dilalui Pemudik

By Dewi Lusmawati, Senin, 11 Juni 2018 | 15:08 WIB

Ruas Tol Fungsional kali kenteng

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID- Jalur darurat Kali Kenteng di ruas jalan tol fungsional Salatiga-Kartasura jadi titik kritis selama musim mudik lebaran 2018.

Bagi pemudik yang melintasi jalur ini, wajib ekstra hati-hati.

Pasalnya banyak mobil pemudik yang kesulitan melintas di jalur yang punya tingkat kemiringan yang curam ini.

Bahkan banyak dikabarkan ruas tol fungsional ini memiliki tanjakan hingga 57 derajat.

Namun hal itu dibantah oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari siaran pers kementerian PU pada Minggu, 10 Juni 2018.

BACA: Tiket Promo Rp 900 Ribu, Yuk Mudik Naik Kereta Berfasilitas Mewah

"Dari panjang tol Jakarta-Surabaya 760 Km, dapat dilalui pemudik dengan kondisi operasional sepanjang 525 Km dan fungsional sepanjang 235 Km.

Meski sudah bisa dilalui menerus hingga Surabaya, namun para pemudik diharapkan tetap berhati-hati pada beberapa titik kritis, salahsatunya pada Jembatan Kali Kenteng, bagian dari ruas tol Salatiga-Kartasura, dimana terjadi konsentrasi kepadatan kendaraan yang melintas.

Jembatan ini belum dapat dilalui dalam masa Mudik Lebaran 2018 ini karena pembangunannya belum selesai dengan progres fisik saat ini berkisar 65%.

Agar tetap dapat dilewati pemudik, telah dibangun dan disiapkan jalan sementara sepanjang 500 meter yang berada di sisi-bawah jembatan.

Jalan ini memiliki lebar 8 hingga 10 meter dengan kondisi lean concrete (alas beton) setebal 10 cm, namun hanya dapat dilalui untuk 1 lajur kendaraan.

Kendaraan harus mengalami antrean rata-rata 30 menit akibat penyempitan dari 2 lajur menjadi 1 lajur.

BACA: Layanannya Luxury Class, Kereta Sleeper Siap Dipakai Angkut Pemudik

Kendaraan melintas perlahan satu-per-satu dengan kecepatan sekitar 20 km per jam.

Mengenai faktor keamanan jalan tersebut, PT. Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana dalam laporannya menyatakan tingkat kemiringan jalur ini adalah berkisar 10%, sehingga cukup aman untuk dilintasi," tulis pernyataan tersebut.

Jalur darurat Kali Kenteng rupanya dibangun khusus untuk melayani arus mudik 2018. Panjangnya sekitar 500 meter.

Permukaan jalur darurat ini masih menggunakan lean concrete yang ketebalannya hanya sekitar 10 centimeter.

Jalur ini dibuat tepat di bawah proyek pembangunan Jembatan Kali Kenteng yang ditargetkan beroperasi bersamaan dengan ruas tol Salatiga-Kartasura.

Sementara itu, melalui akun Twitternya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho meluruskan kabar yang beredar di masyarakat.

BACA: Tips Packing dengan Koper atau Ransel Agar Barang Bisa Dibawa Mudik

Pada 10 Mei 2018, akun @Sutopo_PN mengunggah sebuah postingan.

"Merespon informasi yg menyebutkan bahwa ruas tol fungsional di lokasi Jbt Kali Kenteng menanjak hingga 57 derajat, kami sampaikan bahwa data tsb tidak benar.

Tingkat kemiringan jalur tsb +- 10%. Dgn kata lain, naik 10m per 100 m atau tangen-1 0.1= 5.7 derajat

(info: kemenPUPR)," tulis @Sutopo_PN.

Rupanya ruas tol fungsional di lokasi jembatan Kali Kenteng tak memiliki kemiringan tanjakan 57 derajat seperti kabar yang beredar.

Meski demikian, dilansir dari Kompas.com mobil dengan kapasitas 1.300 cc ke bawah disarankan untuk menghindari jalur Kali Kenteng.

BACA: Viral Mudik Ekspres Cikarang-Delanggu, Pakai Plus Plus Hanya 8 Jam

Hal ini seperti disampaikan oleh pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.

Jusri menyarankan mobil dengan kapasitas 1.300cc ke bawah untuk menghindari Kali Kenteng guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dua jenis kendaraan yang powernya terbatas, seperti LCGC atau kendaraan yang cc-nya kecil, yang hanya 1.000 cc sampai 1.300 cc, sebaiknya menghindari Kali Kenteng," kata Jusri kepada Kompas.com, Minggu (10/6/2018).

Jusri menilai jenis mobil yang aman dibawa melintasi terjalnya Kali Kenteng hanyalah mobil berpenggerak empat roda (4WD) atau mobil dengan mesin di atas 1.500 cc.

"Kalau mobil-mobil yang powernya rendah tidak akan bisa lewat, tanpa bantuan.

Mobil 1.500 cc juga kalau penuh, banyak muatan barang dan penumpang sebaiknya menghindar," ujar Jusri.(*)