Find Us On Social Media :

Tak Hanya Didera Kelaparan dan Kemiskinan, Untuk Berkeyakinan Pun Warga Korea Utara Harus Bertaruh Nyawa

By Aditya Prasanda, Selasa, 12 Juni 2018 | 13:09 WIB

North Koreans attend a mass rally to celebrate the North's declaration on November 29

Tak hanya itu, kebebasan berkeyakinan pun dikontrol ketat.

Pemerintah Korea Utara menganggap penyebaran agama merupakan hal yang paling berbahaya.

Dan di antara sekian keyakinan yang tumbuh di Korut, mereka menyebut agama Kristen sebagai musuh utama negara.

Kisah Pembelot Korea Utara, Melarikan Diri dan Makan Tikus Demi Bertahan Hidup

Dinasti Jong Un menyebutnya 'ancaman yang paling serius' sebab menyediakan platform yang mewadahi organisasi dan interaksi sosial-politik di luar wilayah Korut, lapor PBB.

Umat nasrani dilarang mempraktikkan agama mereka dan jika tertangkap akan dihukum berat, tulis laporan tersebut.

Dalam wawancara dengan NY Times medio 2012, empat warga Korea Utara mengaku mendapat ancaman akan disiksa dan dipenjara jika mereka berbicara pada wartawan atau misionaris Kristen soal pembatasan berkeyakinan di Korea Utara.

35 Tahun Menghilang, Anggota AU AS Ditemukan Kembali

"Jika pemerintah tahu saya sedang membaca Alkitab, saya bisa dihukum mati," ujar wanita yang tak disebutkan namanya.

Dalam sebuah rilisan tahun 2018, Kelompok Kristen Open Doors, menempatkan Korea Utara sebagai negara terburuk bagi umat Nasrani.

Sementara itu, Reuters melaporkan sejumlah gereja yang didirikan di Korea Utara hanya digunakan sebatas simbol bahwa negara mengakui kebebasan beragama.

Tidak seikit warga Korut yang mengaku gereja hanya dijadikan pajangan bagi warga asing dan wisatawan.

"Umat Nasrani di Korea Utara hidup dalam bahaya. Tidak sedikit dari mereka dihukum dalam kamp-kamp pekerja dan dieksekusi mati," tandas Benedict Rogers dari Christian Solidarity Worldwide.

"Rezim Korut menuntut kesetiaan mutlak rakyatnya dan mereka menganggap agama dapat merusak ideologi kenegaraan," tutup Benedict. (*)