Find Us On Social Media :

Meninggal 60 Tahun Lalu, Identitas Jenazah ini Terpecahkan Berkat Media Sosial

By None, Jumat, 3 Agustus 2018 | 10:01 WIB

FOR USE AS DESIRED, YEAR END PHOTOS - FILE - Two young girls watch a World Cup soccer match on a television from their holding area where hundreds of mostly Central American immigrant children are being processed and held at the U.S. Customs and Border Protection Nogales Placement Center on Wednesday, June 18, 2014, in Nogales, Ariz. CPB provided media tours of two locations in Brownsville, Texas, and Nogales, that have been central to processing the more than 47,000 unaccompanied children who have entered the country illegally since Oct. 1. (AP Photo/Ross D. Franklin, File Pool)

“Ia mencintai kesunyian gunung-gemunung di mana ia ia sering memberanikan diri menaikinya atau berski,” kata Polisi Negara Italia, dalam sebuah pernyataan.

Ia sering memberi tahu saudaranya bahwa bahaya gunung tidak akan pernah bisa membuatnya takut.

“Kami telah merekontruksi keberadaan seseorang laki-laki yang telah terkubur di pegunungan kami selama lebih dari 60 tahun,” tambah si petugas polisi.

Teknologi DNA terbukti sangat penting dalam memecahkan masalah peristiwa masa lalu.

Amerika Serikat sendiri sangat terbantu dengan metode ini untuk mengenali sisa-sisa tentaranya yang meninggal di medan pertempuran.

(Baca Juga :Ngeri! Tiga Orang ini Terbangun Saat Sedang Di Operasi, Simak Kisahnya)

Metode ini juga kerap memberi wawasan baru tentang masa lampau. Tahun lalu, beberapa ilmuwan mengumumkan telah menemukan “jejak” genetika yang mengantar ke peradaban Kanaan yang termaktub dalam Alkitab.

Analisis DNA juga membantu mengungkapkan perincian baru tentang peradaban Minoa kuno di Pulau Kreta dan peradaban Mikenai di Yunani daratan.

DNA dari bayi yang meninggal di Alaska sekitar 11 ribu tahun yang lalu memberi gambaran terbaik tentang genetika nenek moyang penduduk asli Amerika saat ini.

Tapi lebih dari itu, media sosial yang memungkinkan dilakukannya tes DNA dalam misteri kematian Henri di Alpen juga tak kalah pentingnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Lagi, Media Sosial Berhasil Bantu Memecahkan Misteri Pemain Ski yang Hilang 60 Tahun Lalu