Find Us On Social Media :

5 Tradisi Perayaan Malam Satu Suro, 1 Muharram 1440 Hijriah di Jawa

By Novita Desy Prasetyowati, Sabtu, 1 September 2018 | 21:45 WIB

5 Tradisi Perayaan Malam Satu Suro, 1 Muharram 1440 Hijriah di Jawa

BACA JUGA: Jangan Panik Saat Lupa Password Ponsel! Ada 2 Cara Mudah Mengatasinya

4. Malang

Warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, melakukan kirab sesaji mengelilingi desa di kawasan Gunung Kawi. Mereka yang terlibat ritual harus mengenakan pakaian tradisional Jawa.

Setelah berkeliling desa, sesaji dan gunungan akan dibawa ke makam Eyang Junggo dan Iman Soedjono.

Setelah dibacakan doa-doa, gunungan itu akan diperebutkan oleh warga yang menyaksikan.

Puncak perayaan 1 Suro di Gunung Kawi berupa pembakaran sangkala, yakni patung raksasa yang melambangkan sifat jahat.

Dengan ritual ini, masyarakat diharapkan dapat dijauhkan dari sifat jahat, tamak, serta terhindar dari malapetaka.

BACA JUGA: Ajarkan Hal-hal Sederhana Ini Pada Anak Untuk Mencegah Penculikan Oleh Orang Tak Dikenal

5. Kediri

Warga sekitar Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kediri, menggelar ritual khusus di Petilasan Pamuksan Sri Aji Joyoboyo.

Rangkaian ritual ini dimulai dengan pemberangkatan berbagai sesaji, yang dibawa dari rumah juru kunci menuju petilasan.

Setelah sampai di petilasan, sesepuh desa akan membacakan doa-doa, dilanjutkan dengan membakar bunga melati.

Pada pagi harinya, dilanjutkan dengan arak-arakan pusaka dari Balai Desa menuju petilasan. Warga yang ikut arak-arakan harus memakai busana tradisional.

BACA JUGA: Sering Disangka Laki-laki, Tapi Hal Ini Sering Jadi Rebutan Manganang Bersaudara

Sesampainya di petilasan, sebuah ritual akan dilakukan untuk menyucikan pusaka.

Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penaburan bunga setaman di petilasan.

Nah, itulah kelima tradisi Jawa dalam memeringati hari tahun baru Islam atau 1 Muharram.

Kalau di daerahmu, ada tradisi unik apa saat tahun baru Islam 1 Muharram?

(*)