Find Us On Social Media :

Bermodal Meriam Anti Pesawat Bobrok, Pejuang Indonesia Berhasil Bunuh Jenderal Inggris di Pertempuran 10 November Surabaya

By Seto Ajinugroho, Jumat, 7 September 2018 | 08:57 WIB

Para pejuang Indonesia tahun 1945

Suasana menjadi semakin genting ketika Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby sebagai pimpnan tentara Inggris bagian Jawa Timur tewas diberondong pelor dan granat pejuang Indonesia di Jembatan Merah.

Setelah matinya Mallaby, Inggris geram bukan main.

Mereka kemudian menyebarkan selebaran (pamflet) di atas langit Surabaya yang bertuliskan ultimatum agar pihak-pihak bersenjata Indonesia harus segera menyerahkan senjatanya kepada AFNEI dan menyerahkan diri dengan tangan terangkat ke atas selambat-lambatnya jam 6 pagi 10 November 1945.

Baca Juga : Tanggapan Israel Setelah Paraguay Pindahkan Kedubesnya ke Tel Aviv

Tak sudi menuruti perintah semena-mena itu, pejuang Indonesia menyatakan siap berperang dan memilih mati untuk mempertahankan kemerdekaan.

Inggris merasa di atas angin karena menang dari segala sisi, terlebih pasukan mereka sudah berpengalaman setelah menang perang di El Alamien melawan Nazi Jerman pimpinan Erwin Rommel yang tersohor itu.

Pertempuran sengit berlangsung di Surabaya, hal ini memaksa seorang lagi Jenderal Inggris harus turun langsung ke lapangan.

Tersebutlah nama Brigadir Jenderal Guy Loder Symonds.

Ia adalah seorang komandan detasemen artileri tentara Inggris di Surabaya.

Symonds kemudian lepas landas dari bandara Morokembangan menumpang pesawat pengintai Mosquito.

Niatnya ia hendak melihat situasi pertempuran dari udara.