Find Us On Social Media :

5 Fakta di Balik Peristiwa Sumpah Pemuda yang Diperingati Setiap 28 Oktober, Ternyata Pesertanya Masih Berbahasa Belanda

By Puput Akad Ningtyas Pratiwi, Senin, 22 Oktober 2018 | 16:17 WIB

Ilustrasi Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 yang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda

Pada kongres tersebut, Yamin bertugas sebagai sekretaris sekaligus perumus tunggal dari naskah Sumpah Pemuda.

Akan tetapi pada waktu itu, baik peristiwa maupun rumusan ikrar tersebut tak memiliki sebutan atau judul tertentu seperti yang kita kenal sekarang.

Baca Juga : John Lie: Pahlawan Indonesia Keturunan Tionghoa yang Jadi Penyelundup Senjata

Penyebutan istilah Sumpah Pemuda baru diberlakukan resmi sejak tahun 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional.

 

3. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa syair

Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki kaitan erat dengan peristiwa Sumpah Pemuda karena pada hari itu lagu ini diperdengarkan untuk pertama kalinya di hadapan para peserta Kongres Pemuda II.

Baca Juga : 10 Tokoh Bangsa Indonesia Lahir di Bulan Juni, Presiden Hingga Pahlawan Nasional

Lagu ini diciptakan dan dibawakan oleh Wage Rudolf Supratman atau yang dikenal sebagai WR Supratman.

Mengingat Kongres Pemuda II mendapat pengawasan ketat dari polisi Belanda, lagu ini akhirnya hanya dimainkan dengan instrumen biola tanpa menggunakan syair.

4. Para peserta Kongres Pemuda II justru masih menggunakan bahasa Belanda

Dalam rumusan Sumpah Pemuda terdapat pernyataan untuk menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Baca Juga : Milenial Juga Harus Paham Sejarah! Ternyata Begini Sejarah Hari Kesaktian Pancasila, Masih Berkaitan dengan G30S/PKI

Akan tetapi, selama berlangsungnya Kongres Pemuda II ternyata penggunaan bahasa Belanda masih mendominasi.

Misalnya, Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres tersebut dalam bahasa Belanda.

Tak hanya pembicara, para notulen rapat pun diketahui menulis catatan menggunakan bahasa Belanda.

Baca Juga : Hari Ini dalam Sejarah : Lahirnya Wahana Pembawa Malapetaka Ke Jepang