Find Us On Social Media :

Sada Abe, Geisha Pembunuh yang Mutilasi Kemaluan Kekasihnya Karena Dibakar Api Cemburu

By Seto Ajinugroho, Minggu, 11 November 2018 | 15:28 WIB

Sada Abe, Geisha Pembunuh

Grid.ID - Di Jepang zaman kekaisaran Hirohito dan sebelumnya, profesi Geisha yang dijalani oleh seorang wanita amatlah dihormati.

Bahkan untuk menjadi seorang Geisha, seorang wanita haruslah menjalani pelatihan sopan santun, adat istiadat, upacara minum teh serta kebudayaan Jepang.

Tak pelak dengan beragam pelatihan layaknya akademi pendidikan itu membuat para pelanggan Geisha kebanyakan adalah penggede kekasiaran Jepang.

Dikutip dari The Frisky, Minggu (11/11) 28 Mei 1905 bertempat di Kanda, Tokyo, Jepang, seorang bayi perempuan lahir dari keluarga pembuat tikar Tatami.

Baca Juga : Pelaku Pemerkosa 70 Anak di Thailand Ternyata Mengidap HIV, Bagaimana Nasib para Korban?

Anak perempuan itu dinamai ayah ibunya Sada Abe.

Tokyo walaupun sebagai ibukota Jepang saat itu dan berlabel kota maju, namun kehidupan masyarakat kelas bawahnya amat susah.

Abe juga turut merasakan susahnya hidup di Tokyo lantaran ia terlahir di keluarga kurang mampu.

Pada umur 17 tahun tepatnya tahun 1922, Abe yang sudah menginjak remaja mulai menunjukkan sifat labilnya.

Baca Juga : Tega dan Kejam! Ibu Biarkan Pacarnya Lecehkan Anaknya Sendiri yang Masih di Bawah Umur!

Ia mulai sering bolos sekolah, berdandan menor, bergaul dengan remaja seumuran dengannya diluar rumah dan cenderung liar.

Saking tak terkontrolnya, Abe malah sempat diperkosa oleh kenalannya sendiri akibat pergaulan bebasnya.

Bukannya sembuh setelah mengalami kejadian itu, Abe semakin menjadi-jadi dengan kelakuan negatifnya.

Kedua orang tuanya juga sudah jengah dengan kenakalan Abe yang pada akhirnya ia dijual ke tempat dimana 'pembentukan' Geisha di Yokohama.

Baca Juga : Drama Kolosal Surabaya Membara Tak Berizin, Walikota Surabaya Tri Rismaharini Tegaskan Tak Ada Santunan untuk Korban

Namun Abe malah kegirangan mendengar hal itu.

Memang sedari kecil Abe bercita-cita menjadi seorang Geisha dengan kehidupan glamornya.

Patut dicatat, kala itu menjadi Geisha dilegalkan di Jepang.

Lima tahun Abe menjalani pekerjaannya menjadi wanita penghibur sampai akhirnya ia terkena penyakit Syphilis.

Namun layaknya sebuah pekerjaan legal, penyakit syphilis Abe berhasil diobati karena mendapat jaminan kesehatan dari negara.

Singkat cerita, Abe lambat laun mulai meninggalkan dunia hiburan malamnya karena berbagai masalah pelik yang mendera.

Ia menjadi pelayan restoran Yoshidaya, Tokyo pada 1 Februari 1936.

Namun disini masalah kembali muncul.

Pemilik restoran, Kichizo Ishida (42) mulai menaruh hati kepada Abe.

Keduanya lantas terlibat hubungan terlarang lantaran Ishida sudah punya istri.

Seperti kesetanan, Ishida dan Abe menjalani perselingkuhannya dengan berhubungan badan berkali-kali.

Hingga pada Mei 1936, Ishida mulai bosan dengan perselingkuhannya ini.

Ishida bahkan berniat mengakhiri hubungannya dengan Abe dan ia ingin hidup bersama istrinya.

Cemburu dan tak terima dengan pernyataan Ishida, Abe lantas menggadaikannya beberapa pakaiannya untuk membeli pisau dapur.

Abe lantas mengatakan kepada Ishida bahwa ia ingin bertemu dan berhubungan badan untuk terakhir kalinya.

Maka pada 18 Mei 1936, Abe melancarkan aksinya.

Usai berhubungan badan, Ishida terlelap tidur, saat itulah Abe kemudian mencekik leher kekasihnya itu sampai tewas.

Ishida yang sudah tak bernyawa kemudian kemaluannya dimutilasi Abe sebelum membungkusnya dengan sampul majalah dan membawanya.

Baru pada tanggal 20 Mei 1936, polisi dapat menangkap Abe.

Hakim memberikan vonis 6 tahun penjara kepada Abe.

Setelah bebas, Abe sempat bekerja di sebuah pub.

Hingga pada masa tuanya Abe menghilang dari publik dan ternyata ia mulai menenangkan diri di sebuah biara perempuan pada 1970.

Sada Abe sendiri meninggal pada tahun 1971. (Seto Aji/Grid.ID)