Find Us On Social Media :

Film Little Miss Sumo, Dokumenter Singkat yang Mengangkat Kisah Hiyori Kon Pesumo Amatir dari Jepang

By Rizka Rachmania, Kamis, 29 Juli 2021 | 20:30 WIB

Poster film Little Miss Sumo (2018) kisah Hiyori Kon dalam menjadi pesumo perempuan asal Jepang.

Parapuan.co - Film Little Miss Sumo yang merupakan dokumenter Netflix, mengisahkan perjuangan Hiyori Kon, atlet sumo amatir dari Jepang dalam melawan diskriminasi yang ia rasakan.

Sejak dirinya memilih untuk menekuni bidang olahraga sumo, ia tahu bakal ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dia taklukan.

Tantangan ini datang dari budaya negaranya sendiri yang sebenarnya tidak mengizinkan perempuan main sumo.

Padahal, bisa dibilang Hiyori Kon ini punya bakat. Ia mampu memenangkan banyak pertandingan sumo sejak kelas 1 sampai 3 sekolah dasar.

Hiyori Kon juga sanggup melawan rival laki-laki kala ia masih duduk di sekolah dasar itu.

Baca Juga: Refleksikan Duka di Masa Pandemi, BTS Cover Lagu 'I'll Be Missing You'

Namun sayang, olahraga masih kerap terbentur oleh budaya patriarki, ada salah satu gender yang dikesampingkan.

Di Jepang, sumo adalah olahraga maskulin. Perempuan tidak boleh coba-coba.

Olahraga ini diatur oleh ritual Shinto. Perempuan, yang dianggap tidak murni, dilarang memasuki lingkaran suci (arena pertandingan sumo).

Maka apabila perempuan tetap mau main sumo, kebanyakan akan berhenti setelah keluar dari sekolah dasar, atau ketika usianya mencapai angka tertentu.

Pilihan lain, perempuan yang ingin mencoba menjadi pesumo hanya bisa bertarung di level amatir, itu pun mereka masih banyak mendapat diskriminasi.

20 tahun adalah waktu yang dipercaya oleh Jepang menjadi titik puncak perempuan dalam main sumo.

Maka ketika pesumo perempuan mencapai umur tersebut, ia biasanya kerap 'dipaksa berhenti' karena usianya sudah lewat dari masa kejayaannya.

Padahal pesumo laki-laki di Jepang bisa melanjutkan aktivitas maupun kariernya sampai dengan usia 30 tahun.

"Laki-laki dapat bercita-cita menjadi pesumo profesional. Mereka memiliki masa depan dalam dunia sumo," ucap Hiyori Kon dalam film dokumenter tentang dirinya, Little Miss Sumo.

"Perempuan biasanya keluar dari dunia sumo setelah sekolah dasar. Tidak banyak pesumo yang dapat dijadikan panutan oleh pesumo perempuan," lanjutnya.

Baca Juga: Film Romansa Terbaru Ariel Tatum 'Selesai' akan Segera Tayang di Bioskop Online

Little Miss Sumo sengaja dibuat untuk memotret perjuangan Hiyori Kon untuk menjadi pesumo perempuan terkuat di dunia, sekaligus mematahkan budaya patriarki yang membatasi perempuan untuk jadi pesumo.

Matt Kay pernah mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Japan Forward, bahwa ia terinspirasi membuat film ini karena pada April 2018, sumo menjadi berita utama dunia.

Kala itu seorang politisi pingsan di dohyo saat memberikan pidato.

Namun ketika seorang perawat perempuan bergegas untuk membantunya, perawat itu diberi tahu oleh wasit untuk mundur karena secara tradisional perempuan tidak diperbolehkan di atas ring.

Insiden tersebut sontak membawa debat panjang dan masalah baru ke publik.

Pasca insiden itu, salah satu Walikota Takarazuka, Tomoko Nagawa juga mengatakan bahwa dirinya tidak diizinkan berpidato di dohyo karena ia adalah seorang perempuan.

Tomoko Nagawa lantas mempertanyakan apakah jika Jepang memiliki seorang perdana menteri perempuan, apakah ia juga akan dilarang memasuki ring.

Dari rentetan kejadian itu, Matt Kay membuat film dokumenter Little Miss Sumo yang memotret perjuangan dan kisah Hiyori Kon dalam menekuni olahraga sumo.

Hiyori Kon adalah sosok tepat untuk dijadikan bintang utama dalam film dokumenter yang memotret bagaimana budaya patriarki masih menahan perempuan untuk menekuni suatu bidang olahraga.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Hend Zaza, Atlet Termuda di Olimpiade Tokyo 2020

Hiyori sang pesumo perempuan tidak mau menyerah dan tetap bertanding di level sumo amatir yang memperbolehkan perempuan ikut serta.

Cita-citanya adalah menghapuskan diskriminasi di olahraga yang ia cintai tersebut.

Hiyori Kon adalah salah satu pesumo amatir top di Jepang. Ia adalah salah satu dari 100 perempuan paling menginspirasi dan berpengaruh versi BBC tahun 2019.

Dirinya juga masuk Forbes 30 Under 30 kategori Entertainment & Sports tahun 2020.

Menarik mengulik kisah Hiyori Kon melawan seksisme terhadap perempuan yang bertanding di olahraga kuno Jepang, sumo.

(*)