Parapuan.co - Gempa susulan kembali terjadi di Malang, Jawa Timur pada Minggu pagi (11/4/2021).
Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa susulan tersebut terjadi sekitar pukul 06.54 WIB.
Lokasi gempa berada di titik 8.84 LS dan 112.41 BT. Gempa susulan ini bermagnitudo 5.5.
Baca Juga: Gempa Susulan Magnitudo 5.5 Guncang Malang, Laporan BMKG Tidak Ada Potensi Tsunami
Pusat gempa susulan berada di laut, sekitar 80 km barat daya Kabupaten Malang.
Tidak hanya di Malang, beberapa daerah lain di Jawa Timur pun ikut merasakan guncangan gempa.
Setidaknya, daerah Pacitan, Wonogiri, Trenggalek, Tulungagung, Nganjuk, Ponorogo, Blitar, dan Madiun pun ikut merasakan guncangan gempa.
Beberapa wilayah di Jawa Tengah pun ikut merasa guncangan gempa susulan ini, contohnya saja Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, dan Wonogiri.
Sama seperti gempa pertama di Malang pada Sabtu siang (10/4/2021), gempa susulan ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Meski begitu, gempa susulan ini bukan yang pertama. Menurut laporan BMKG, tercatat sudah ada tiga kali gempa susulan yang melanda Malang dan beberapa area di Jawa Timur pada hari Sabtu.
Baca Juga: Kondisi Sejumlah Daerah di NTT Pasca Diterjang Bencana Banjir Bandang
Pasca gempa utama Sabtu siang, yang bermagnitudo 6.7 (magnitudo 6.1 setelah di-update oleh BMKG), setidaknya tercatat sudah ada tiga kali gempa susulan yang mengguncang Kabupaten Malang.
Gempa susulan tersebut bermagnitudo lebih kecil, yaitu 3.1, 3.8, dan 3.6. Sebab magnitudonya kecil, maka sebagian besar masyarakat tidak merasakannya.
Melansir dari Kompas.com, gempa Malang ini disebut sebagai gempa menengah di Zona Beniof.
"Gempa selatan Malang ini bukan termasuk gempa megathrust, tetapi menengah di Zona Beniof," ucap Daryono dalam konferensi pers BMKG, Sabtu (10/4/2021).
Jenis gempa ini terjadi akibat deformasi atau patahan batuan pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukil ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.
Menurut Daryono, mekanisme sumber gempa berupa pergerakan sesar naik (thrust fault) yang sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami.
Baca Juga: Ikut Bersedih NTT Dilanda Bencana, Marion Jola Langsung Gelar Galang Dana
Namun patut disyukuri bahwa gempa berada di kedalaman menengah dan magnitudonya tidak cukup kuat untuk mengganggu air laut. (*)
Source | : | Kompas.com,BMKG |
Penulis | : | Rizka Rachmania |
Editor | : | Rizka Rachmania |
KOMENTAR