Parapuan.co - Virtual job fair menjadi salah satu alternatif pencarian lowongan buat para pencari kerja, tidak terkecuali bagi siswi SMK jurusan IT.
Menariknya, virtual job fair untuk siswa/siswi SMK ini ternyata bisa menjadi salah satu kiat untuk mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja, lho!
Virtual job fair tersebut bisa diikuti oleh siswa/siswi SMK jurusan IT hingga alumni, terutama mereka yang pernah mengikuti Pelatihan Cybersecurity.
InfraDigital Foundation (IDF) mengadakan pencarian kerja secara virtual itu mengingat laporan yang menyebutkan bahwa lulusan SMK menyumbang 8,49 persen pengangguran pada 2020.
Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Kesuksesan dalam Karier dengan Social Skills!
Pelatihan Cybersecurity dilaksanakan supaya para alumni SMK memiliki kompetensi di bidang IT, sehingga jumlah pengangguran dari lulusan sekolah kejuruan bisa berkurang.
Meski peserta laki-laki mendominasi program tersebut, tidak disangka banyak pula perempuan yang antusias mengikuti.
Bahkan, sejumlah peserta perempuan ada yang langsung mendapat kesempatan wawancara via Zoom dengan perekrut dari perusahaan di industri IT di hari yang sama.
Chairman InfraDigital Foundation, Muhammad Rofi Ash-Shiddiq menuturkan, virtual job fair ini merupakan bentuk komitmennya membantu siswa/siswi SMK mendapatkan kesempatan kerja.
Ia menyampaikan bahwa dengan adanya virtual job fair ini, siswa perempuan mendapatkan kesempatan yang sama besar dengan murid laki-laki.
Rofi dan tim InfraDigital menyadari, perempuan juga punya hak mendapatkan fasilitas yang sama dengan laki-laki di industri digital.
"Kalau InfraDigital sendiri kebetulan untuk laki-laki, tapi ternyata perempuan juga sekarang banyak banget peminatnya," kata Muhammad Rofi.
"Makanya, sebenernya dengan adanya pelatihan digital talent ini, diharapkan perempuan bisa jadi menjadi bagian dari digital talent," ujarnya lagi.
Lebih lanjut, menurut Muhammad Rofi, persiapan yang dilakukan oleh siswa SMK laki-laki maupun perempuan di jurusan IT tidaklah berbeda.
Untuk dapat bekerja di industri IT yang mengedepankan teknologi digital, baik laki-laki maupun perempuan mesti sama-sama punya minat tinggi di bidang ini.
Baca Juga: Tips Sukses Dapatkan Kerja Via Online Job Fair, Pelamar Wajib Tahu!
Demi menunjang minatnya, mereka mesti banyak mengikuti pelatihan-pelatihan di dunia digital, salah satunya seperti Pelatihan Cybersecurity yang digagas IDF.
Dari pelatihan-pelatihan semacam itu, biasanya peserta akan dipertemukan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri digital.
Nah, di situlah nanti mereka dapat menyesuaikan kemampuan dan minatnya dengan kualifikasi yang ditetapkan perusahaan.
Sementara untuk kesetaraan gender sendiri, tak bisa dimungkiri di industri digital peminat perempuan masih lebih sedikit ketimbang laki-laki.
Maka dari itu pada dasarnya ketimpangan gender bukanlah sesuatu yang "disengaja" oleh perusahaan maupun industri.
Kalaupun dalam suatu perusahaan terdapat ketimpangan gender, cara mengatasinya tergantung pada kebijakan yang ada di tempat kerja.
"Kalau secara peraturan, itu tergantung sama company-nya masing-masing," terang Rofi.
Ia juga menambahkan bahwa dalam mengatasi kesenjangan gender di industri IT secara menyeluruh, berarti perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Misalnya saja dengan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), koalisi perempuan, dan/atau lembaga terkait lainnya untuk mewujudkan kesetaraan di dunia kerja. (*)
Source | : | liputan penulis |
Penulis | : | Arintha Widya |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR