Di mana WFH juga telah mengaburkan batas antara pekerjaan, rumah, dan keintiman.
Tidak ada waktu yang berakhir untuk bekerja, menyebabkan pasangan merasa stres, dan cemas, hingga berdampak pada kesehatan mental serta kualitas hubungan mereka.
Di sisi lain, di media sosial, kita menemukan berbagai cuitan dan unggahan tentang kegelisahan dan perjuangan hidup sehari-hari ya, Kawan Puan.
Berkaca dari hal tersebut, masih dari survei yang sama, hanya 14 persen orang yang merasa bahwa hubungan mereka saat ini dalam keadaan baik-baik saja.
Di samping itu, jika selama ini orang banyak yang fokus pada kesehatan fisik saja itu kurang lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Selain Menciptakan Hidangan Lezat, Ini Manfaat Memasak Lainnya
Pasalnya kita juga perlu menjaga kesehatan mental dan memastikan kewarasan orang yang kita cintai.
Dengan semua hiruk pikuk yang berhubungan dengan sekolah daring, pekerjaan, atau bahkan interaksi manusia secara virtual, beban kerja, deadline, dan
aktivitas lain yang harus kita lakukan selama di rumah, menjadikan istirahat semakin penting untuk dilakukan.
Mengetahui hal tersebut, Inez Kristanti selaku psikolog klinis pun angkat bicara.
Menurutnya sejak WFH, batasan ranah dan waktu untuk pekerjaan dan beristirahat beberapa orang menjadi lebih kabur.
"Seolah–olah, kita bisa 'santai' namun senantiasa siaga juga untuk pekerjaan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk membuat partisi dan batasan waktu yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi,” tutur Inez Kristanti.
Penulis | : | Anna Maria Anggita |
Editor | : | Linda Fitria |
KOMENTAR