Parapuan.co - Kawan Puan, mungkin selama pandemi ini banyak dari kita yang hanya berfokus pada kesehatan fisik saja.
Menjaga kesehatan fisik itu memang baik adanya, namun hal itu tak cukup, kamu perlu menjaga kesehatan mental alias kondisi psikologis juga.
Pasalnya, semenjak Covid-19 masuk Indonesia pada awal 2020 lalu, kita semua dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar dan mentaati protokol kesehatan.
Tak hanya itu saja, kondisi pandemi ini juga memaksa kita untuk bekerja dari rumah alias work from home (WFH).
Baca Juga: Daftar 13 Hotel Isolasi Mandiri di Jakarta, Jadi Alternatif untuk Pasien Covid-19 OTG
Bahkan bulan ini tak terasa kita sudah memasuki pertengahan tahun 2021.
Dan meski sudah banyak hal dilakukan, situasi pandemi karena Covid-19 ini tak kunjung usai.
Hal ini tentunya membuat kita lelah, baik secara emosional bahkan hingga putus asa.
Tidak mengherankan bahwa kasus masalah kesehatan mental dan kelelahan pandemi juga meroket secara signifikan.
Baca Juga: Masih Belum Familiar, Kenali Gejala dan Pengobatan Kanker Kepala dan Leher
Berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN dari Durex pada Senin (12/07/2021), Gugus Tugas Covid-19 Indonesia melaporkan bahwa 80 persen masalah Covid-19 adalah gangguan psikologis dan sisanya masalah kesehatan fisik.
Lebih lanjut, survei yang dilakukan oleh Ikatan Psikiater Indonesia menunjukkan bahwa dari 1.552 responden, 63 persen mengaku mengalami kecemasan dan 66 persen mengalami depresi akibat pandemi.
Di mana WFH juga telah mengaburkan batas antara pekerjaan, rumah, dan keintiman.
Tidak ada waktu yang berakhir untuk bekerja, menyebabkan pasangan merasa stres, dan cemas, hingga berdampak pada kesehatan mental serta kualitas hubungan mereka.
Di sisi lain, di media sosial, kita menemukan berbagai cuitan dan unggahan tentang kegelisahan dan perjuangan hidup sehari-hari ya, Kawan Puan.
Berkaca dari hal tersebut, masih dari survei yang sama, hanya 14 persen orang yang merasa bahwa hubungan mereka saat ini dalam keadaan baik-baik saja.
Di samping itu, jika selama ini orang banyak yang fokus pada kesehatan fisik saja itu kurang lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Selain Menciptakan Hidangan Lezat, Ini Manfaat Memasak Lainnya
Pasalnya kita juga perlu menjaga kesehatan mental dan memastikan kewarasan orang yang kita cintai.
Dengan semua hiruk pikuk yang berhubungan dengan sekolah daring, pekerjaan, atau bahkan interaksi manusia secara virtual, beban kerja, deadline, dan
aktivitas lain yang harus kita lakukan selama di rumah, menjadikan istirahat semakin penting untuk dilakukan.
Mengetahui hal tersebut, Inez Kristanti selaku psikolog klinis pun angkat bicara.
Menurutnya sejak WFH, batasan ranah dan waktu untuk pekerjaan dan beristirahat beberapa orang menjadi lebih kabur.
"Seolah–olah, kita bisa 'santai' namun senantiasa siaga juga untuk pekerjaan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk membuat partisi dan batasan waktu yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi,” tutur Inez Kristanti.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dengan mengambil waktu istirahat kita bisa mendedikasikan waktu secara spesifik untuk me-recharge diri kita dengan apa yang bisa membuat kita senang dan rileks.
Ia berpendapat, salah satu yang penting dalam waktu istirahat atau break time adalah kualitasnya, dan bukan selalu terkait dengan intensitas.
Waktu beristirahat dapat sangat berguna untuk memulihkan kesehatan kita secara keseluruhan, memfokuskan kembali pada apa yang penting dalam hidup, dan mengembalikan keintiman serta cinta.
Hal ini memungkinkan tubuh, pikiran, dan jiwa kita untuk mendapatkan penyegaran yang diperlukan untuk terus beraktifitas.
Maka dari itu, sebelum akhirnya kehilangan diri kita sendiri karena gangguan kesehatan mental akibat pandemi ini, ada baiknya kita mulai menjaga diri kita dan orang tercinta.
Baca Juga: Selain Klepon, Ini Jajanan Pasar Berbahan Gula Merah yang Wajib Dicoba
Sebab, terhubung bersama orang lain, terutama yang kamu cintai penting untuk kesejahteran mental.
Membangun dan memelihara hubungan sosial yang lebih kuat dan lebih luas dalam hidup dapat meningkatkan rasa kebahagiaan dan harga diri, yang kita semua
butuhkan selama masa-masa sulit ini.
Adapun berbagai cara bisa dilakukan untuk terhubung bersama orang yang kita kasihi.
Misalnya sekadar membagikan pesan dan mengirim kutipan lucu.
Mungkin kegiatan di atas terkesan sederhana, meski demikian Kawan Puan harus tahu bahwa aktivtas tersebut mampu memperkuat hubungan emosional dan membantumu merasa lebih bahagia dan aman. (*)
Penulis | : | Anna Maria Anggita |
Editor | : | Linda Fitria |
KOMENTAR