Parapuan.co - Indonesia dikenal dengan keindahan alamnya yang tak perlu diragukan lagi.
Tak hanya di Pulau Jawa aja, keindahan ini terbentang dari Sabang hingga Merauke.
Termasuk juga di Pulau Sulawesi, salah satunya adalah daerah Sulawesi Selatan.
Jika Kawan Puan ingin berlibur ke wilayah Sulawesi Selata, PARAPUAN punya beberapa tempat rekomendasi yang bisa kamu kunjungi.
Baca Juga: Wisata Kota-Kota, Ini Dia Rekomendasi Destinasi Wisata di Semarang
Kamu bisa menjelajahi kekayaan wisata alam di Indonesia bagian timur, yaitu Bulukumba dan Tana Toraja yang terletak di Sulawesi Selatan.
Mulai dari Desa Kahayya, Titik Nol Bulukumba, Tanjung Bira hingga ke Enrekang dan Tana Toraja.
Berikut adalah ringkasan perjalanan yang menyenangkan sekaligus menantang di Sulawesi Selatan, seperti dikutip dari rilis MG Motor Indonesia, Kamis (14/10/2021).
Indahnya Pasir Putih di Pantai Tanjung Bira
Selain destinasi wisata yang berada di kawasan pegunungan, Bulukumba juga kaya akan destinasi wisata pantai dan laut yang sayang apabila dilewatkan, salah satunya adalah Pantai Tanjung Bira.
Pantai ini menyuguhkan pemandangan hamparan pasir putih yang indah dan air laut yang berwarna biru nan cantik.
Melihat lokasi Titik Nol Bulukumba
Tidak jauh dari Pantai Tanjung Bira, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan juga baru-baru ini memperkenalkan wisata Titik Nol Bulukumba.
Lokasi wisata ini disebut sebagai salah satu destinasi yang cukup ekstrem karena berada pada titik bertemunya arus angin barat dan angin timur, serta arus laut dari arah Selat Makassar dan Laut Flores.
Para pengunjung Titik Nol Bulukumba ini dapat berfoto di depan tugu perahu pinisi dan prasasti penanda Titik Nol Bulukumba yang berada di ketinggian 50 m di atas permukaan laut.
Lokasi ini juga merupakan tempat yang cocok untuk Kawan Puan menikmati pemandangan matahari terbit maupun terbenam.
Menikmati segarnya udara khas pegunungan di Desa Kahayya
Terletak kurang lebih 34 km arah utara dari pusat kota Bulukumba, Desa Kahayya menjadi pilihan destinasi yang tepat apabila kamu ingin melepas penat dari suasana perkotaan.
Nama Kahayya sendiri diambil dari Bahasa Konjo, di mana “kaha” berarti kopi dan penambahan kata “yya” di belakangnya sebagai penegasan dari kata sebelumnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Desa Kahayya merupakan daerah penghasil kopi terbaik di Bulukumba.
Besarnya potensi wisata yang ada pada Desa Kahayya ini juga telah menjadikannya sebagai desa wisata Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dengan kategori berkembang.
Namun, fakta geografis Desa Kahayya yang berada tepat di bawah kaki gunung Lompobattang membuat kondisi jalan yang harus ditempuh menjadi sedikit lebih menantang.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Destinasi Wisata untuk Itinerary 1 Hari di Ubud Bali
Melihat budaya pembuatan kapal pinisi di Desa Tana Beru
Di luar wisata alamnya yang indah, Bulukumba juga kaya akan wisata budayanya.
Dengan mengunjungi Desa Tana Beru, kamu dapat melihat pekerjaan masyarakat setempat yang membangun kapal pinisi secara manual tanpa adanya gambar rancangan bangunan.
Kebudayaan ini sukses meraih sertifikat dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Perahu dari Desa Tana Beru ini telah melanglang buana ke berbagai negara dan 75% dari pesanan kapal datang dari luar negeri dengan harga miliaran.
Tradisi pembuatan perahu yang diakui sebagai salah satu sumber nafkah warga Bulukumba ini pun masih dipertahankan.
Di mana proses memilih kayu hanya dapat dilakukan pada hari yang diyakini baik, yaitu hari kelima atau hari ketujuh pada setiap bulan dengan kepercayaan angka lima melambangkan rezeki yang telah diraih dan angka tujuh melambangkan selalu mendapatkan rezeki.
Selain itu saat akan berlayar, masyarakat setempat juga akan melaksanakan upacara Maccera Lopi dengan tujuan menyucikan perahu agar diberi keselamatan.
Menjajal agrowisata bawang merah di Enrekang
Perjalanan tim MG selanjutnya adalah menjelajahi kabupaten Enrekang yang dikenal sebagai sentra penghasil bawang merah di Sulawesi, dan dikatakan berpotensi besar menjadi destinasi wisata baru.
Kamu akan mendapatkan dua sensasi berbeda pada siang dan malam hari di Enrekang.
Pada siang hari, Kawan Puan akan menikmati suasana pedesaan dengan pemandangan hamparan Gunung Nona dan lukisan langit biru.
Di malam hari, kamu akan disuguhkan dengan gemerlap lampu sepanjang mata memandang yang berasal dari lampu-lampu teknologi pengusir hama di lahan bawang milik petani, sehingga kamu akan merasa sedang berada di perkotaan namun dengan udara yang bersih dan sejuk.
Baca Juga: Cocok untuk Wisata Keluarga, Ini 3 Museum Transportasi di Indonesia
Menikmati pemandangan dari negeri di atas awan Kampung Lolai
Sebelum ke Toraja Utara, tim MG menyempatkan diri untuk mampir di Tana Toraja yang merupakan ikon budaya dan pariwisata Sulawesi Selatan.
Tidak hanya budayanya yang amat terkenal di dunia, dengan letak geografisnya yang berada di ketinggian, Tana Toraja menyuguhkan berbagai pilihan wisata alam mulai dari bukit dan pegunungan hingga air terjun yang eksotis.
Kawan Puan dapat dengan puas menyaksikan pemandangan alam Toraja di puncak bukit Buntu Burake yang berada pada ketinggian 1700 mdpl, di mana patung Yesus tertinggi yang ikonik berdiri dengan megah di sini.
Setelah puas menikmati keindahan alam di Tana Toraja, kamu dapat mengemudikan mobil menuju Kampung Lolai, sebuah negeri di atas awan yang amat sangat cantik terletak di Toraja Utara.
Kamu dapat menikmati matahari terbit atau terbenam di sela-sela hamparan awan yang begitu menakjubkan.
(*)
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
KOMENTAR