Parapuan.co - Setiap perempuan karir mempunyai gaya bekerja dan kepemimpinannya sendiri, di mana pun dia bekerja.
Tak terkecuali bagi perempuan yang bekerja di industri media, dan berprofesi sebagai seorang jurnalis.
Gaya kepemimpinan perempuan umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu transaksional, transformasional, dan transformatif.
Akan tetapi berdasarkan survei dari tim riset Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), terdapat satu variabel lain terkait gaya kepemimpinan perempuan.
Variabel tersebut menyebut bahwa gaya kepemimpinan perempuan juga cenderung gender consciousness leadership atau kepemimpinan yang berkesadaran gender.
Seperti apa perbedaan antara ketiga gaya kepemimpinan perempuan dan satu variabel lain di atas?
Baca Juga: Tips Memilih Jalur Karier dengan Metode 3R, Begini Caranya!
Untuk mengetahui informasinya, simak penjelasan tentang gaya kepemimpinan perempuan di bidang jurnalistik berikut ini!
1. Gaya kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan yang transaksional melihat suatu hubungan dan proses kerja sebagai transaksi timbal balik.
Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang atasan biasanya mempunyai kekuasaan yang berjarak, birokratis, dan menekankan pada kontrak kerja.
2. Gaya kepemimpinan transformatif
Berikutnya ialah gaya kepemimpinan transformatif yang menekankan pada rasa keadilan, kesetaraan, emansipasi, transformasi individu, dan juga aktivisme.
Dalam gaya kepemimpinan ini, perempuan sebagai atasan tidak hanya menginspirasi bawahannya, tetapi juga mengajak mereka memperjuangkan ketidakadilan.
Dari konsepnya secara umum, bisa dikatakan sebagian besar pemimpin perempuan menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam menjalankan perannya.
Baca Juga: 5 Cara Menjadi Teladan Positif di Kantor untuk Perempuan Karier
3. Gaya kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan perempuan yang bersifat transformasional merujuk pada atasan yang ingin memberikan inspirasi kepada anak buahnya.
Gaya kepemimpinan ini juga menekankan pada perbaikan dan efektivitas kerja, dan menumbuhkan rasa saling percaya berdasarkan pemahaman bersama.
Gaya kepemimpinan yang berkesadaran gender
Gaya kepemimpinan ini merujuk pada sikap atasan yang sadar akan bias gender dalam menjalankan perannya.
Namun, mereka secara tidak sadar lebih mengutamakan gender tertentu (yang sama dengan dirinya) dan menunjukkan keberpihakan.
Misalnya, pimpinan cenderung memihak dan mempercayakan suatu tugas kepada bawahan laki-laki dan lebih mengapresiasi mereka dalam sejumlah hal.
Dari keempat macam gaya kepemimpinan perempuan di atas, ada dua yang mendominasi di dunia jurnalistik atau media massa.
Bahwasannya, pimpinan perempuan di media massa cenderung memimpin secara transformasional dan transformatif.
Baca Juga: 4 Cara Mendapat Gaji Optimal untuk Fresh Graduate, Ikuti TIps Ini!
Untuk memimpin secara kesadaran gender sendiri, perempuan mengalami hambatan berupa soft skill.
Semakin tinggi hambatan yang dirasakan, maka ia akan cenderung memiliki gaya kepemimpinan berkesadaran gender yang makin tinggi.
Kalau gaya kepemimpinan Kawan Puan sendiri seperti apa, nih? (*)
Penulis | : | Arintha Widya |
Editor | : | Dinia Adrianjara |
KOMENTAR