Grid.ID - Seorang gelandangan (tunawisma) di Australia beberapa waktu lalu sempat dijuluki sebagai pahlawan.
Gelandangan itu mendapat julukkan tersebut lantaran menghalangi serangan teror di Melbourne pekan lalu.
Namun gelandangan tersebut sekarang malah diseret ke pengadilan.
Dikutip dari Kompas.com, (19/11) gelandangan bernama Michael Rogers tersebut bagaikan Hero to Zero.
Baca Juga : 7 Tanda Jika Kamu Orang yang Cerdas
Saat serangan teror terjadi ia mendorong troli belanja pemulungnya untuk merintangi langkah pelaku teror, Hassan khalif Shire Ali yang saat itu mengancam polisi dengan pisau.
Shire Ali bahkan sudah menikam 3 orang saat melakukan teror tersebut.
Usai perbuatan heroiknya, Rogers mendapat penggalangan dana dari GoFundMe untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik.
Namun sekarang Rogers menjadi pesakitan karena malah terbelit kasus hukum.
⚡️ Melbourne: 7 News has spoken exclusively to “trolley man”, Michael Rogers, a bystander being hailed a hero following the Bourke Street terror attack. 'He helped defend his city.' #TrolleyMan #7News https://t.co/BzPAGyQG7q
— 7 News Sydney (@7NewsSydney) November 10, 2018
Baca Juga : Cermin Milik Kapten Titanic Dilelang, Konon Berhantu
Menurut laporan ABC, Rogers diduga mencuri sebuah sepeda dari sebuah blok apartemen di Melbourne.
Belum puas mencuri sepeda, Rogers nekat menggasak sebuah kafe dan menggondol uang sebesar 500 dolar Australia (Rp 5,3 juta).
Karena aksi kriminalnya ini, Rogers mendapat sanksi ketat dari pengadilan.
Ia dikenakan wajib lapor ke polisi setiap hari dan mendapat ancaman pidana.
Rogers juga terbukti mengonsumsi narkoba.
Dana sumbangan dari GoFundMe sebesar Rp 1,5 miliar yang harusnya disumbangkan kepadanya kini dibekukan.
Meski begitu Rogers mengaku menyesali perbuatannya ini dan akan kembali menjadi pribadi lebih baik lagi setelah selesai menjalani proses hukum.
"Saya sedang bergejolak karena saya tahu orang-orang punya keyakinan pada saya," ucapnya.
Pengacara Rogers, Melinda Walker, mengatakan kliennya begitu tersentuh oleh kemurahan hati masyarakat.
Hal inilah yang akhirnya membuat dia menyerahkan diri ke kantor polisi.
"Saya sudah mengenal pria ini selama 20 tahun. Dia tidak pernah menyerahkan diri ke polisi," tuturnya.
"Ini merupakan kesempatan unik dan luar biasa baginya untuk mendapat dukungan, mendapat rehabilitasi yang berarti," ujar Walker.
"Itulah yang diinginkan masyarakat ketika memberinya uang. mereka memberinya kesempatan untuk mengubah hidupnya," pungkasnya. (*)
Source | : | Kompas.com,The Australian |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |