Bahkan kaisar Commodus mulai tampil di Colosseum sendiri, bersaing sebagai gladiator.
Commodus akan memasuki arena dengan pakaian Merkurius dan menyingkirkan semua pakaiannya yang lainnya.
Sama jijiknya dengan para senator saat melihat kaisar mereka berlarian setengah telanjang di pasir amfiteater, mereka terlalu takut untuk melakukan apa pun selain bermain bersama.
Menjelma menjadi megalomania, Commodus juga menyatakan dirinya sebagai inkarnasi dewa Hercules dan memaksa senat untuk mengakui keilahiannya.
Patung-patung yang menggambarkan dirinya sebagai pahlawan mitologis mulai didirikan di seluruh kota.
Baca Juga : Aneh! Bukannya Kabur Belasan Katak Justru 'Tunggangi' Seekor Ular Piton
PEMBUNUHAN COMMODUS
Pada 192 M, orang-orang Romawi sudah cukup muak dengan tingkah kaisar mereka.
Commodus adalah kutukan yang lebih besar bagi orang Romawi daripada wabah penyakit atau kejahatan apa pun yang membuat kota itu telah jatuh ke dalam kebangkrutan dan kekacauan.
Sekelompok kecil konspirator, termasuk bendahara dan nyonya kaisar, Marcia, memutuskan untuk membunuhnya.
Setelah beberapa kali usaha pembunuhan berujung gagal.
Mereka kemudian mengirim seorang atlet untuk mencekik kaisar berusia 31 tahun di kamar mandinya.
Pembunuhan itu berhasil dan dinasti Nerva-Antonine yang telah memerintah Roma selama hampir seabad telah berakhir.
Kota segera menuju ke perang saudara.
Commodus memerintah dengan kekacauan dan meninggalkan kekacauan lagi setelahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Kisah Kegilaan Kaisar Roma: Menjadi 'Monster' Setelah Dia 'Mencicipi Darah Manusia'”
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |