"Saya bilang ke mamang saya ada kok tadi. Saya adzan Ashar kan pakai itu. Saya cek ke dalam, saya baru ingat si MA itu karena hanya dia sendirian yang masuk ke sini terakhir.
Saat salat Ashar pun saya hanya berdua sama anak saya," jelas pegawai kantor Minyak Sawit itu.
Bersujud Minta Maaf
MA dicari oleh sejumlah orang dari desa Hurip Jaya usai Rojali menceritakan kehilangan amplifier kepada para tetangga sekitar dan anak-anak muda yang ada di sekitar rumahnya.
Mereka semua, kata Rojali, berpencar untuk mencari orang yang membawa sepeda motor berwarna merah dan amplifier di depan joknya.
"Ampli-nya lumayan besar. Jadi saya pikir akan ditaruh di antara jok motor dan setang. Saya mintakan bantuan untuk menemui sepeda motor bebek warna merah," kata dia.
Sekitar 30 menit pencarian, akhirnya, Rojali menemukan MA di tengah jalan.
Saat dipepet, MA seketika tancap gas dan kejar-kejaran berlangsung.
Sekitar 500 meter mengejar, MA kemudian melarikan diri ke kali dekat dengan jalan raya.
Di sana, sudah banyak pemuda yang berteriak "Maling-maling,"
"Saya saat itu juga ikut mengejar. Tapi Demi Allah, Demi Rasulullah, saya tidak meneriaki dia. Justru saya meminta agar dia dilepaskan dan amplifier musala bisa kembali," kata dia dengan suara tegas.
Bogem mentah tidak dapat dihindari, saat MA keluar dari kali dan tersungkur di jalanan.
Rojali masuk ke dalam kerumunan dan meminta tokoh masyarakat setempat menenangkan massa.
Beberapa pukulan juga sempat melayang ke arah belakang Rojali dan tokoh agama yang berada untuk melindungi MA untuk mempersiapkan acara haul di musala dekat rumahnya.
"MA sempat bangun dan bersujud minta maaf di hadapan saya. Dia bilang minta maaf berulang kali," suara Rojali mulai lirih.
Sesaat keadaan mulai tenang ketika tokoh masyarakat hadir dan akan membawa MA ke Balai Desa setempat untuk dilindungi.
Rojali mempercayai langkah selanjutnya kepada tokoh setempat untuk penanganan selanjutnya dan kembali ke motornya untuk mengambil satu amplifier yang dibawa oleh MA.
"Saya baru tahu malamnya kalau dia dibakar. Demi Allah, itu biadab sekali. Tak pernah saya berpikir kalau akan berakhir seperti itu. Allah membalas perbuatan itu," ucapnya seraya jari telunjuknya menghadap ke atas.(*)
Artikel ini sebelumnya tayang di TribunVideo.com dengan judul : Pengakuan dan Petunjuk Pengurus Musala soal Insiden Pria Dibakar Hidup-hidup
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |