Dilaporkan bahwa Uber membayar sejumlah $ 100.000 atau sekitar Rp 1,35 miliar kepada peretas untuk menghancurkan data yang dicuri dan menahan kabar buruk tersebut.
Karena itulah tidak ada penumpang atau pengemudi Uber yang diberitahu jika data diri mereka dicuri.
File yang dicuri tersebut meliputi nama, alamat e-mail, dan nomor ponsel pengendara serta nama dan informasi lisensi dari 600.000 pengemudi yang ada di Malaysia.
Kejadian ini baru terungkap setelah CEO baru Uber, Dara Khosrowshahi mengetahui tentang pelanggaran tersebut.
Menurut Dara dia harus menyelidiki apa yang terjadi walau peristiwa itu berlangsung setahun yang lalu.
Ia sebagai CEO tidak pernah mendengar akan hal ini.
Setelah penyelidikan internal, dua anggota tim keamanan informasi Uber yang menangani pelanggaran tersebut dipecat dari perusahaan yang berbasis di San Francisco ini.
"Semua ini seharusnya tidak terjadi, dan saya tidak akan membuat alasan untuk itu," kata Dara. (*)