Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta
Grid.ID - Perkembangan teknologi telah membuat kita lebih mudah dalam segala hal.
Salah satunya adalah terkait transportasi.
Dilansir Grid.ID dari World of Buzz, perusahaan raksasa seperti Apple dan Google selalu menekankan pada seberapa aman platform mereka.
Mereka selalu berkata tidak mungkin database mereka dicuri.
(BACA: Ternyata Inilah Alasan Seseorang Tidak Bergairah Bercinta, Apa Kamu Mengalami Salah Satunya?)
Namun hacker telah membuktikan bahwa mereka salah.
Kali ini yang menjadi sasaran adalah platform Uber di Malaysia.
Menurut FMT, sekitar 57 juta data penumpang dan informasi pribadi pengemudi dari database Uber telah dicuri oleh hacker.
Mungkin yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pelanggaran besar ini terjadi tahun lalu.
(BACA: Disuruh Pilih Penyanyi Bersuara Bagus, Seperti ini Jawaban Red Velvet, Sampai Diajak Duet loh)
Namun sebuah tindakan segera dilakukan Uber untuk mencegah berita itu sampai ke publik.
Dilaporkan bahwa Uber membayar sejumlah $ 100.000 atau sekitar Rp 1,35 miliar kepada peretas untuk menghancurkan data yang dicuri dan menahan kabar buruk tersebut.
Karena itulah tidak ada penumpang atau pengemudi Uber yang diberitahu jika data diri mereka dicuri.
File yang dicuri tersebut meliputi nama, alamat e-mail, dan nomor ponsel pengendara serta nama dan informasi lisensi dari 600.000 pengemudi yang ada di Malaysia.
Kejadian ini baru terungkap setelah CEO baru Uber, Dara Khosrowshahi mengetahui tentang pelanggaran tersebut.
Menurut Dara dia harus menyelidiki apa yang terjadi walau peristiwa itu berlangsung setahun yang lalu.
Ia sebagai CEO tidak pernah mendengar akan hal ini.
Setelah penyelidikan internal, dua anggota tim keamanan informasi Uber yang menangani pelanggaran tersebut dipecat dari perusahaan yang berbasis di San Francisco ini.
"Semua ini seharusnya tidak terjadi, dan saya tidak akan membuat alasan untuk itu," kata Dara. (*)