Namun itu mengundang kontroversial dari kalangan tokoh agama.
Para pendeta percaya wanita seharusnya melahirkan dengan rasa sakit.
Sementara obat tersebut akan memberikan efek menghilangkan rasa sakit selama persalinan.
4. Siapa Saja yang Diperbolehkan Masuk dalam Ruang Bersalin Keluarga Kerajaan?
Ada rumor yang menyebutkan, beberapa wanita kerajaan dikabarkan harus melahirkan di depan umum.
Itu bermula setelah muncul desas desus yang mengatakan bayi Raja James II dan Mary of Modena meninggal saat proses kelahiran.
Kemudian mereka menyusupkan bayi dalam panci.
Namun Worsley menekan bahwa itu adalah berita palsu.
"Disinformasi luar biasa ini adalah salah satu faktor besar yang mengarah pada Revolusi Glorious pada 1688," terang Worsley.
Sejak itu, kelahiran bayi kerajaan serta pemotongan tali pusar dikabar harus disaksikan oleh beberapa menteri pemerintah.
Tetapi itu tidak dilakukan oleh Ratu Victoria.
Ratu Victoria hanya menginginkan beberapa orang tertentu di dalam ruang bersalinnya.
Mereka adalah Pangeran Albert, dokter dan pelayan wanita.
Sehingga para menteri berkumpul di kamar yang bersebelahan, mengintip melalui serangkaian pintu terbuka.
Meski begitu, tradisi ini hanya berlaku hingga abad ke-20.
"Sampai kelahiran Pangeran Charles, Sekretaris Istana yang harus siap menghadapi kelahiran ahli waris."
"Tetapi Sekretaris Istana tidak ada lagi sekarang ini," imbuhnya.
Sementara ayahnya, Pangeran Philip malah bermain squash ketika Ratu Elizabeth II melahirkan Pangeran Charles.
Karena pada masa itu, para ayah memang tidak diharuskan mendampingi sang istri saat melahirkan.
Akan tetapi jika itu dilakukan oleh Pangeran Harry, pasti akan sangat mengejutkan publik.
Dari semua kisah di atas, ada satu hal yang tidak berubah sama sekali dalam sejarah kelahiran bayi kerajaan.
Yaitu kelahiran bayi kerajaan akan selalu menjadi konsumsi publik, tidak peduli seberapa tertutupnya informasi yang diinginkan Duke dan Duchess of Sussex.
"Orang kerajaan, secara historis, bukanlah individu pribadi, tetapi milik publik," tandas Worsley.
(*)
Source | : | Time |
Penulis | : | Grid Reporter |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |