Susanoo membawa pedang itu dan kembali ke tempat asalnya.
Dewa Ama-no-Mikoto menggantung pedang suci itu di pohon bersama dengan cermin perunggu suci (Yata-no-Kagami), beberapa dewa melakukan tari-tarian.
Amaterasu yang mendengar keributan, memutuskan keluar dari gua.
Susanoo memberi Pedang serta barang-barang lainnya sebagai bentuk pertobatannya kepada Amaterasu.
Baca Juga : Kisah Jurnalis Jepang yang Masih Sempat Memotret Meski Sekarat Setelah Ditembak Tentara saat Bertugas
Diserahkannya pedang dan cermin suci kepada Amaterasu menjadi titik baru bagi kehidupan Susanoo.
Yasukani-no-Magatama
Melansir laman Japan Forward, Yasukani-no-Magatama merupakan manik-manik permata yang berbentuk koma dengan lubang.
Umumnya permata-permata ini dirangkai dan dipisahkan oleh manik-manik tubular pendek.
Pada era Jomon dan periode Kofun awal, perhiasan cenderung terbuat dari batu dan sejenisnya.
Baca Juga : Tak Perlu Pergi Jauh ke Jepang, Pokemon Center Pertama di Asia Tenggara Resmi Dibuka di Singapura!
Source | : | Kompas.com,The Guardian,Japan Forward |
Penulis | : | Grid Reporter 2 |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |