Laporan wartawan Grid.ID, Puput Akad
Grid.ID - Pengumuman kelulusan merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh para siswa yang telah melaksanakan ujian.
Namun, apa jadinya jika pengumuman hasil ujian tersebut justru berujung pada bunuh diri massal.
Seperti fenomena yang baru-baru ini menyita perhatian publik di mana sebanyak 25 siswa bunuh diri massal setelah tahu mereka gagal lulus di ujian sekolah.
Baca Juga : Ibu yang Nekat Bunuh Diri Bersama Bayinya di Cilacap Disebut Mengidap Sindrom Baby Blues, Apa itu?
Peristiwa nahas tersebut terjadi di India pada akhirnya April 2019 lalu.
Tragedi ini berawal dari pengumuman ujian nasional tingkat menengah (setara SMA) di negara bagian Telangana, India yang dirilis pada Kamis (18/4/2019).
Mengutip laman NDTV (30/4/2019), sekitar 328 ribu dari 970 ribu siswa dinyatakan gagal dalam ujian tersebut.
Ujian itu sendiri diketahui diselenggarakan oleh sebuah lembaga swasta bernama Globarena Technologies Pvt Ltd.
Baca Juga : Viral Aksi Bunuh Dirinya Gagal, Seorang Pria di Cirebon Justru Ditertawai Warga Ketika Ungkap Alasannya
Siapa sangka, pengumuman hasil ujian yang seharusnya membawa kebahagiaan kini justru berujung maut.
Sebanyak 25 siswa dilaporkan bunuh diri massal dalam kurun waktu 10 hari.
Tak kalah menyayat hati, sebagian dari mereka nekat mengakhiri hidupnya secara tragis.
Baca Juga : Fatal, Puluhan Siswa Terlanjur Bunuh Diri Menyangka Tak Lulus Ujian Padahal Nilai Ujian yang Diumumkan Salah
Di kota Mahbubnagar, 2 orang siswi nekat membakar dirinya dengan menyiramkan bensin ke tubuhnya usai mendengar mereka gagal lulus ujian.
Sedangkan, siswa lainnya diketahui meregang nyawa karena gantung diri sesaat setelah pengumuman kelulusan beredar.
Belum usai dirundung kesedihan, masyarakat India kini dibuat geram setelah mengetahui ternyata ada kesalahan dalam penghitungan nilai ujian.
Pasalnya, ditemukan kertas ujian seorang siswa di Telugu yang awalnya diberi nilai 0, ternyata setelah dihitung ulang nilainya menjadi 99.
Tak pelak, insiden ini menyulut kemarahan yang cukup besar di kalangan masyarakat India.
Baca Juga : Akibat Tak Pernah Sikat Gigi Setelah Minum Susu Pakai Dot, Balita 4 Tahun Ini Harus Kehilangan 18 Giginya
Dugaan penipuan oleh oknum penyelenggara ujian pun menyeruak hingga membuat pihak oposisi turun tangan.
Kepala unit negara BJP (Bharatiya Janata) K Laxman melakukan aksi protes dan menuntut penyelidikan terkait masalah tersebut.
Ia juga meminta Menteri Pendidikan Guntakandla Jagdishwar Reddy dicopot dari jabatannya.
Baca Juga : Kisah Gadis Ular Asal India yang Mengucilkan Diri Lantaran Mengidap Kelainan Kulit Langka
"Kami menuntut kasus ini diusut secara hukum. Atau bahkan oleh CBI (badan intelijen India). Ini tak cuma salah urus, tapi ini adalah penipuan besar. Perusahaan itu sama sekali tak kompeten untuk menangani masa depan 970 ribu siswa di sini," ujar K Laxman seperti dilansir NDTV (30/4/2019).
Sejumlah pihak menuding penyelenggara ujian, yakni Globarena Technologies Pvt Ltd telah melakukan kecurangan.
Perusahaan ini dituduh tak memenuhi persyaratan tender karena sama sekali tak berpengalaman menangani hasil ujian di tingkat daerah ataupun nasional.
"Globarena tidak memiliki pengalaman dalam menangani ujian semacam itu," kata Profesor Jyothsna yang dalam aksi protes untuk mengekspos dugaan penipuan tersebut.
Pemerintah India bukannya berpangku tangan karena Ketua Menteri K Chandrashekar Rao memerintahkan penghitungan ulang gratis bagi semua siswa yang dinyatakan gagal lulus.
Meski begitu, kebijakan itu dianggap terlambat karena puluhan nyawa telanjur menjadi korban hanya karena salah hitung nilai. (*)
Source | : | NDTV |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |